RADARBANDUNG.id – POLRI mulai mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Pelaku bom bunuh diri itu dua orang, yakni seorang laki-laki dan perempuan.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan, laki-laki dan perempuan yang melakukan pengeboman diduga merupakan pasangan suami istri (pasutri). Keduanya baru menikah selama enam bulan.
“Betul pelaku pasangan suami istri baru menikah enam bulan,” kata Argo dalam keterangannya, Senin (29/3).
Argo mengakui, foto yang beredar di media sosial terkait seorang laki-laki mengendarai sepeda motor berboncengan dengan seorang wanita. Motor dengan nomor polisi DD 5984 MD tersebut tampak hancur.
Jenderal polisi bintang dua ini mengungkapkan, identitas laki-laki tersebut berinisial L. Sementara itu, seorang wanita berinisial YSF, pekerjaan swasta. “Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya,” ujar Argo.
Argo tak memungkiri, sejumlah tempat sudah digeledah untuk mencari bukti lainnya. Termasuk rumah pelaku. “Kami tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas,” ujar Argo.
Argo juga membenarkan, pelaku merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina. “Pelaku berafiliasi dengan JAD,” tandas Argo.
Rumah Pelaku Bom Makassar Digeledah
Rumah pelaku bom bunuh diri di Jalan Tinumbu I Lr 132A, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan, digeledah Densus 88, Senin (29/3).
Ada dua titik pengeledahan dilakukan aparat bersenjata lengkap. Satu di rumah indekos pelaku RT/RW 003/001 nomor 15, kemudian dilanjutkan di kediaman orang tua pelaku yang berjarak 50 meter dari rumah indekos bersangkutan.
Sejumlah kendaraan taktis milik Densus 88 dan Inafis berada di lokasi setempat. Dari indekos pelaku, polisi membawa sejumlah barang dibungkus kertas dalam kantong plastik untuk dijadikan alat bukti pengungkapan kasus tersebut.
Hal ini pun mengundang perhatian warga setempat untuk menyaksikan proses penggeledahan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WITA.
Hingga saat ini Tim Densus masih melakukan penggeledahan di rumah orang tua pelaku. Belum ada keterangan resmi dari dari pihak kepolisian atas penggeladahan kedua rumah tersebut. Pengeledahan oleh Tim Densus 88 baru selesai pukul 15.00 WITA.
Pengakuan Saksi Mata Peristiwa
Sementara itu, ledakan keras di dekat area masuk gereja itu mengakibatkan sejumlah fasilitas rusak. Kaca mobil pecah. Bahkan, kaca jendela pada beberapa lantai Hotel Singgasana seberang Jalan Thamrin juga pecah. Potongan tubuh yang diduga adalah pelaku tercecer. Tidak bisa dikenali.
Cosmas, 52, salah seorang koster gereja mengalami luka di bagian leher, dada, muka, tangan, dan kaki kiri. Ia terkena percikan api dan serpihan bom. Pada saat kejadian, ia hanya berjarak beberapa meter dari dua pelaku yang berboncengan dengan sepeda motor.
Sebelum bom meledak, Cosmas mengatur mobil yang akan keluar gereja. Saat itu ia melihat ada orang berboncengan yang mondar-mandir di depan pagar bagian utara Jalan Kajaolalido.
Saat jemaat mulai keluar, dua orang itu berusaha menerobos melewati pagar. Karena aturannya tidak bisa parkir di dalam, Cosmas berjalan mendekat sambil menegur pelaku. Hingga beberapa detik kemudian, pelaku meledakkan bom.
Yang Cosmas ingat, pelaku yang memboncengkan mengenakan serban. Satu lagi, yang diboncengkan, memakai cadar hitam.
Sekuriti Gereja Katedral Hugolino Satam, 44, juga berjarak 3–4 meter dari pelaku. Ia sedang mengatur mobil jemaat saat ledakan dahsyat itu terjadi. Beberapa saat berselang, ia melihat mayat dalam kondisi tidak utuh. Beberapa jemaat terluka karena terkena serpihan paku dan mengalami luka bakar.
Kabidhumas Polda Sulsel Kombes E. Zulpan kemarin sesaat setelah kejadian menyebutkan bahwa pelaku bom bunuh diri berjumlah dua orang. Satu orang tewas. Satu pelaku lagi belum jelas.
“Kami sedang melakukan pendalaman dulu. Karena dari temuan di lapangan, cukup banyak potongan akibat ledakan tersebut yang memisahkan semua bentuk tubuh, jadi tidak dikenali,’’ ujarnya yang dilansir Fajar kemarin.
Potongan kepala yang diduga pelaku bom bunuh diri ditemukan. Lalu, potongan tubuh ditemukan di atap sebuah bangunan, tepatnya di samping Gereja Katedral Makassar. “Itu memang ditemukan di atap bangunan di samping gereja,” imbuhnya.
Versi Mabes Polri, setidaknya ada 14 korban luka berat dan ringan. Namun, berdasar update data yang diterima Kemenko Polhukam, jumlah korban luka bertambah menjadi 20 orang.
Baca Juga:
- Kronologi Ledakan Bom, Ini Kesaksian Pastor Gereja Katedral Makassar
- Bom Meledak di Gereja Katedral, Ridwan Kamil Minta Jabar Lebih Waspada
- Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Serangan Balas Dendam?