RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalin kerjasama dengan investor asal Jerman untuk menggarap proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang mangkrak.
Perusahaan Jerman tersebut diketahui bernama Euwelle Environtmental Technology GmBH. Gubernur Jawa Barat, ridwan kamil memastikan proses pemilihan perusahaan ini sudah sangat ketat.
Proyek tppas lulut nambo sebetulnya sudah dicanangkan pada Juni 2017 dengan proyeksi investasi hingga 46 Juta USD. Namun, pengerjaannya mangkrak karena wanprestasi yang dilakukan pihak investor terdahulu.
“Investor terdahulu yang sudah panjang lebar kita pilih ternyata wanprestasi. Kita jangan mudah terbuai oleh hal hal yang sifatnya terkesan luar biasa ternyata ujungnya gak punya duit, teknologinya ngaco. Nah ini kita belajar dari itu, yang menang adalah teknologi dari Jerman, nama company-nya Euwelle,” kata dia, Selasa (23/3).
Keinginannya untuk mengkonversi sampah menjadi energi disanggupi oleh Euwelle. Jika proyek ini lancar, maka Jawa Barat butuh tiga hingga empat TPPAS serupa untuk menangani persoalan sampah.
“Perspektifnya, Jabar dikenal sebagai provinsi yang sangat ramah lingkungan. Tidak ada lagi sampah yang tidak terdaur ulang. Semua bisa dibereskan,” ucap dia.
Proyek tppas lulut nambo ditargetkan rampung dan mulai beroperasi 2022 mendatang. Pembahasan paralel mulai dipercepat oleh Euwelle dengan pihak offtaker, yakni PT Indocement dan pemerintah kabupaten kota yang akan memanfaatkan fasilitas tppas lulut nambo.
tppas lulut nambo sendiri berada di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Kapasitas pengolahan sampah bisa mencapai 1.650 ton/hari hingga maksimum 1.800 ton/hari. Kehadirannya akan dimanfaatkan untuk mengolah dan memproses sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
tppas lulut nambo akan menerapkan teknologi mutakhir MBT yang ramah lingkungan dalam pengolahan dan pemrosesan sampah hingga menjadi sumber energi berupa refuse derived fuel