RADARBANDUNG.id – KORBAN akibat gempa Sulawesi Barat bertambah. Sampai dengan Jumat (15/1/20210), jumlah korban meninggal menjadi 34 orang hingga pukul 14.00 WIB.
Hal tersebut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati sampaikan dalam keterangannya.
“Rinciannya, 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane,” ungkapnya. Untuk Kabupaten Majene, terdapat 10 titik lokasi pengungsian.
Yakni, di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, dan Desa Lakkading.
Lalu Desa Lembang, Desa Limbua yang terdapat di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.
Sementara di Kabupaten Mamuju, terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.
Di sisi lain, komunikasi dari kedua wilayah itu juga masih cukup sulit dilakukan karena sambungan komunikasi selular yang masih tidak stabil. Selain itu listrik juga masih terputus.
Sementara, BNPB juga sudah mendistribusikan bantuan untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
Rinciannya, 8 set tenda isolasi, sepuluh set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, dan 2.004 paket makanan siap saji.
Selanjutnya 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, lima unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi.
“Lalu, 500 ribu masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA,” tandasnya.
Terpisah, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Kepala BNPB Doni Monardo sudah bertolak dari Jakarta ke Sulawesi Barat.
Bersamaan dengan itu, dibawa juga sejumlah bantuan logistik untuk para korban dan masyarakat disana.
Risma bahkan sudah memerintahkan jajarannya agar secepatnya mengirimkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) wilayah sekitarnya.
Juga Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP), serta menyalurkan berbagai bantuan logistik.
“Bantuan logistik sudah dalam perjalanan menuju lokasi terdampak gempa,” ujar Risma di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Saat ini, sambungnya, Tim LDP juga sudah bergerak.
“Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan warga terdampak gempa,” sambungnya.
Untuk pertolongan pertama, lanjut Risma, Tagana setempat telah melakukan evakuasi bersama BPBD dan TNI-Polri.
Sementara bantuan logistik seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya dikirimkan bertahap mulai pagi ini.
“Semua logistik di gudang Sulbar dikeluarkan untuk membantu masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga sudah memerintahkan pendirian dapur umum di titik-titik pengungsian.
Di setiap titik pengungsian, jelasnya, ditempatkan satu unit mobil dapur umum yang bisa memasak sampai 2.000 nasi bungkus dalam satu kali masak.
“Sehingga dalam sehari bisa menghasilkan 6.000 nasi bungkus,” jelas perempuan yang di Surabaya dijuluki Emak’e Arek-arek Suroboyo ini.
Baca Juga: Pilu, Seorang Bocah Korban Gempa Sulbar Tertimbun Reruntuhan Bangunan
Risma juga memastikan Pemerintah akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia.
“Datanya akan terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan,” kata mantan Wali Kota Surabaya ini.
Sesuai SOP, untuk korban meninggal akan mendapat santunan Rp15 juta per orang yang diserahkan kepada ahli waris.
Namun ini tentunya akan diserahkan menunggu seluruh data masuk,” tandasnya.
(ruh/pojoksatu)