“Jadi kita sangat memungkinkan kalau nanti dari DKI banyak juga mengirim pasien ke Jabar,” katanya.
“Karena memang kalau dilihat DKI memang cukup padat untuk keterisian tempat tidurnya,” imbuh Marion.
Di samping itu untuk kasus-kasus orang tanpa gejala (OTG), sambung Marion, pihaknya akan memaksimalkan pusat-pusat isolasi.
Di kabupaten kota Jabar, keseluruhan terdapat 998 tempat tidur (pusat isolasi).
Adapula Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) yang menurut Marion kapasitasnya dapat ditambah, dari 190 tempat tidur menjadi sekitar 604 tempat tidur.
“Jadi, (untuk OTG) kita lakukan isolasi, terutama bila rumahnya tidak memungkinkan untuk menjadi tempat isolasi. Ini dilakukan pemilahan dokter di RS (rumah sakit),” kata Marion.
Sementara itu, khusus terkait dengan tingkat keterisian yang tinggi di DKI Jakarta, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengaku siap berbagi ruang perawatan bagi pasien asal Ibu Kota.
Baca Juga: Jakarta PSBB Total Lagi, Jabar Bagaimana?
“Kita menawarkan, kalau Jakarta kewalahan dari sisi Rumah Sakit kita siap membantu,” katanya di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat (11/9).
“Rasio keterisian kita masih di angka sekitar 30 persen. Ini atas nama kemanusiaan, tidak ego sektoral, politik atau ego administrasi,” imbuhnya.
Baca Juga: 60 Bakal Calon Kepala Daerah Positif Covid-19
(muh/radarbandung.id)