RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Penandatanganan MoU Kominfo dengan pemain OTT (over the top) Global disayangkan Serikat Karyawan (Sekar) PT Telkom.
Hal itu dianggap merugikan Indonesia karena mengganggu kedaulatan jaringan nasional dalam mendukung ketahanan ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan.
Indonesia jadi sasaran empuk
Ketua Umum DPP Sekar PT Telkom, Edward Simanjuntak mengatakan terbukanya ekonomi Indonesia dan masuknya pemain OTT Global melalui akses keterhubungan digital, menjadikan pasar Indonesia menjadi sasaran empuk pemain OTT Global dalam melebarkan sayap bisnisnya di tanah air.
“Apalagi tanpa pajak, mereka akan dengan leluasa mengembangkan bisnisnya. Lalu dengan 260 juta penduduk, Indonesia merupakan pasar yang potensial,” kata Edward di Jalan Surapati, Kamis (13/08/2020).
Selain pasar yang besar, peluang bagi para pemain OTT Global adalah terciptanya rangkaian supply chain yang luas terhadap produk digital, potensi value creation, dan eksistensi dari para pemain tersebut.
Edward mengungkapkan, Indonesia akan menghadapi risiko apabila proyek tersebut dilanjutkan.
“Munculnya potensi fraud dan kegiatan abuse melalui konten digital, kanibalisasi produk eksisting, penyebaran konten-konten yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.
“Seperti hoax, pornografi, SARA, dan lainnya, benturan dan ketimpangan dengan peraturan atau regulasi lainnya, serta kehilangan potensi pertumbuhan ekonomi digital,” sebutnya.
Perkembangan layanan digital yang meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir telah membuat para pemain OTT Global mengubah fokus dan arah usahanya.
Pemain OTT Global gencar membangun data center
Edward menambahkan, sejak beberapa tahun terakhir, para pemain ini semakin gencar mengembangkan lini usahanya ke arah layanan infrastruktur dan jaringan.
Pada pemain OTT Global gencar membangun data center dan menggelar jaringan backbone dengan cakupan skala global atau internasional. Salah satu wilayah yang menjadi fokus penggelaran infrastruktur OTT Global adalah Asia Tenggara.
“Saat ini Google telah menggelar SKKL Indigo Cable System yang menghubungkan Singapura dan Australia, dimana Jakarta menjadi salah satu cabang rute cable system tersebut,” sambungnya.
Disamping penggelaran SKKL yang melewati wilayah NKRI, pemain ITT Global juga berupaya untuk menggelar jaringan langsung menuju area-area potensial.
Pada Maret 2020, Facebook telah bermitra dengan salah satu perusahaan swasta pemegang lisensi jaringan tertutup (jartup) untuk menggelar infrastruktur fiber optik yang ditargetkan akan menjangkau 56 kota dan delapan provinsi Indonesia pada tahun 2021.
“Saat ini tidak ada regulasi, sehingga mereka tidak ditarik pajak. Sedangkan Telkom selalu membayar pajak negara. Hal ini, tentunya tidak adil,” tandasnya.
(fid)