BANDUNG-RADAR BANDUNG, Di Hari Bahasa Ibu Internasional, Walikota Bandung, Oded M Danial mengajak warga melestarikan bahasa Sunda. Ia menilai, bahasa Sunda sebagai bahasa yang begitu kaya, ekspresi kebudayaan yang wajib dijaga.
“Dimulai dari lingkup terdekat, membiasakan berbahasa Sunda saat berkomunikasi dengan keluarga,” ujar Oded.
Oded menyampaikan, warga Kota Bandung harus dapat memaksilkan penggunaan bahasa Sunda sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 tahun 2012 tentang Penggunaan, Pemeliharaan, dan Pengembangan bahasa, Sastra dan Aksara Sunda. Oded menyadari, Perda tersebut tak akan berarti jika tidak ada implementasi nyata dari warga.
“Ketika payung hukumnya sudah ada, saya berharap warga Kota Bandung melaksanakan Perda tersebut. Membiasakan untuk memakai bahasa Sunda,” kata Oded saat menghadiri acara Festival Sastra Mieling Poe Basa Indung (Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional) di Aula Gedung YPK, Jalan Naripan, Bandung, Jumat (21/2).
Oded juga menerangkan, upaya pelestarian bahasa Sunda harus dilakukan secara bersama-sama. Menurutnya dalam bahasa dan sastra Sunda banyak terkandung makna serta nilai-nilai yang sangat mendalam. Kekayaan tersebut, kata Oded, sejatinya dapat dijadikan cerminan daya kreasi masyarakat. Oleh karenanya, upaya-upaya pelestarian bahasa bahasa Sunda harus terus dilakukan.
“Paling penting harus dibiasakan. Bahasa sunda itu bahasa yang sangat luar biasa kaya. Banyak kosakata bahasa Sunda yang susah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,” tutur Oded.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menyampaikan, kegiatan kesenian dapat dijadikan medium pelestarian bahasa Sunda yang efektif. Dalam hal itu, masyarakat diharapkan memiliki inisiatif dan inovasi dalam kegiatan-kegiatan kesenian atau kebudayaan secara umum.
“Pelestarian bahasa Sunda tidak mungkin dilakukan pihak pemerintah saja, harus dibarengi dengan kesadaran warga sebagai pengguna bahasa.
Warga harus punya inisiatif. Jangan hanya menunggu kegiatan-kegiatan yang dilangsungkan oleh pemerintah,” ujar Kenny.
Kenny berharap, masyarakat Sunda tidak usah malu ketika menggunakan bahasa Sunda. Di era globalisasi, menurut Kenny justru penting untuk melestarikan sekaligus menaikan taraf kearifan lokal, termasuk bahasa.
“Kenapa harus malu, justru harusnya bangga. Kita warga yang memiliki budaya yang kaya,” pungkasnya.
(cr4/b)