RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Ada tiga nama alumni aktivitis 98 Jawa Barat yang disiapkan untuk menjadi kabinet kementrian periode 2019-2014.
Salah satu nama yang muncul ialah, Rian Andi Sumarno yang kini telah menjadi staff khusus Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ditemui Radar Bandung, Rian menjelaskan bahwa dirinya siap memberikan pengabdian kepada masyarakat secara lebih nyata.
“Selama ini Jawa Barat seringkali terlupakan, padahal selain memiliki potensi yang luar biasa aktivitis 98 punya peranan cukup penting selama ini dalam proses mengawal pemerintahan,” ujar Rian kepada wartawan di Hotel Savoy Homan, Sabtu (29/6/2019).
Selain itu, lanjutnya, saat mendapatkan kesempatan dari pemerintahan Joko Widodo periode kedua tersebut tak hanya namanya saja yang keluar menjadi calon kuat. Yakni, ada Muradi dari akademisi dan Furqon AMC yang pandai dalam dunia kewirausahaan.
“Sebenarnya siapa pun tak jadi masalah, karena tugasnya tetap saja membantu pemerintahan,” tuturnya.
Disinggung perihal kekalahan suara Joko Widodo-Ma’aruf Amin di Jawa Barat, Rian menegaskan proses penentuan kabinet bukan berasal dari jumlah suara yang masuk.
“Jawa Barat punya keunikannya tersendiri, lagi pula kalau berbicara presentase volume Jokowi memang kalah tapi kalau kuantitas nilainya naik dibandingkan 2014,” bebernya.
Sementara itu, Koordinator Alumni Aktivis 98 Jawa Barat, Eko Arif Nugroho menuturkan bahwa ketiga nama tersebut layak diajukan ke Jokowi karena memenuhi klasifikasi kualitas jaringan politik, akses pemerintah dan jenjang karir yang ditekuni.
Menurutnya untuk figur Furqan AMC dinilai memiliki kepiawaian dalam berwirausaha dibandingkan dengan alumni 98 lainnya.
“Furqan cukup telaten membangun komunitas, usaha, di antara teman – teman yang sukses dalam usaha,” ucapnya.
Rian, jaringan kuat. Dulu bareng dilapangan, membangun komunitas dan relawan yang membangun interaksi cukup jauh. Ia pun sudah terlibat dengan pemerintahan.
“Saya kira semua mendasarkan diri dari nilai yang dibangun saat ini, jadi mereka bergerak sesuai dengan nilai reformasi. Kemanusiaan, keadilan sosial dan toleransi dengan poin penting untuk saat ini, kita sering beda tapi nilai kita sama,” bebernya.
Sementara untuk figur Muradi, layak dipertimbangkan, karena jenjang politiknya yang aktif di tingkat Provinsi maupun Nasional.
“Muradi terlibat di beberapa kebijakan pemerintah, jadi bukan hal asing untuk pemerintahan ke depan. Jadi saya kira jaringan besar yang dibangun juga memadai,” katanya.
Pihaknya meyakini bahwa pengajuan nama ini memiliki kans politik bagus di kancah Nasional. Eko juga mengaku beruntung dengan diputuskannya tiga nama ini tidak mengalami kekisruhan di internal.
“Ini bukan soal bergaining, tapi bagaimana kami punya nilai – nilai yang kami perjuangkan lebih jauh dibanding memenangkan sebuah pertarungan. soal kapasitas, jaringan, probability, ini kita berani memutuskan tiga ini luar biasa. Kalau soal terpilih atau enggaknya itu otoritas orang yang bisa menentukan, kita hanya mendoorong saja,” pungkasnya.
Reporter: Nida Khairiyyah