RADARBANDUNG.id, BANDUNG –Sepeda motor jenis vespa memang memiliki peminat sendiri di hati pemiliknya. Bukan vespa jenis matic yang memberikan kemudahan bagi pengguna, namun vespa klasik yang masih menggunakan teknik manual untuk menggunakannya.
Komunitas Sprinter Bandung, salah satu perkumpulan yang sama-sama menggemari vespa klasik, rutin menggelar touring sekaligus melestarikan sepeda motor yang mulai sedikit pemiliknya.
Sprinter Bandung terbentuk di tahun 2017, dimulai dengan perbincangan sederhana mengenai vespa, akhirnya dibentuklah komunitas yang rupanya tidak terpaku pada satu jenis vespa saja. Kehadiran vespa yang kini trend masyarakat kembali menggemari desain klasik rupanya ikut mendongkrak penjualan vespa di beberapa store.
Pengurus komunitas, Asep Oding menuturkan setelah dua tahun terbentuk, anggota komunitas jumlahnya terus bertambah. Ada sekira 100 anggota yang menggemari dan menjadikan vespa klasik sebagai barang koleksinya.
Meski dibandrol dengan harga yang tidak murah, namun Oding mengungkapkan penggemar vespa di Bandung menjadi salah satu fanbase terbesar di Indonesia.
“Kita mau bikin komunitas bukan klub yang terpaku dengan peraturan dan AD/ART, meski begitu kita juga punya beberapa aturan yang harus ditaati namun tidak formal. Anggota sprinter tersebar di beberapa daerah namun masih didominasi Bandung,” tuturnya, Kamis (25/4).
Oding, sapaan akrabnya menjelaskan ada tiga jenis vespa klasik yang beredar dipasaran, yakni sprint, super, dan PX. Vespa sprint adalah skuter dengan kapasitas 150 cc, 2 tak yang diproduksi salah satu perusahaan otomotif vespa asal luar negeri dari tahun 1965 hingga 1976.
Kemudian, vespa super, jenis ini merupakan yang paling populer di dunia. Bila ditelisik, vespa ini menggabungkan antara vespa tahun 60 sampai dengan 70 an yang terlihat jelas dari segi tampilan yang jauh berbeda dengan varian vespa sebelumnya. Terakhir, vespa PX yang terlihat sangat klasik dengan desain yang menawan.
Meski ada banyak jenis vespa, Oding mengatakan siapapun bisa bergabung. “Namanya memang sprinter tapi siapapun bisa gabung. Tidak harus yang jenis sprint saja, kita terbuka. Karena makna sprinter itu sebenarnya yang suka kecepatan,” terangnya.
Ada banyak kegiatan yang sudah dilakukan komunitas ini, yakni subuh berjamaah dan touring ke beberapa daerah wisata seperti Bogor, Jogja, Dieng dan Ciletuh.