RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – 70 tahun yang lalu, di kota kecil yang dijuluki sebagai Paris Van Java yang sekarang menjadi kota Bandung, tepatnya pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 telah terjadi peristiwa yang sangat bersejarah, yakni terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika.
Hal ini menjadi harapan baru, pada saat itu akan terbebasnya negara-negara Asia-Afrika ( yang kala itu masih terjajah ) dari kungkungan kolonialisme dan perbudakan, sehingga penyelenggaraan konferensi tersebut menginspirasi negara-negara yang bersangkutan untuk melepaskan diri dari keterjajahan dan perbudakan menuju masyarakat dunia yang bebas dan berhak menentukan sikap dan nasib bangsanya sendiri.
Poin penting dari terselenggaranya Konferensi tersebut adalah terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia yang berkemajuan disegala bidang, yang tertuang dalam rumusan “Dasasila Bandung” (The Ten Principle of Bandung ).
Bung Karno mengatakan :” Let a New Asia and Africa Be Born ” (mari kita lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru ).
Lalu, kalimat tersebut dikuatkan oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dengan mengatakan : “semoga kita berada dijalan yang telah kita tempuh bersama, dan semoga konferensi Bandung tetap menjadi mercusuar bagi masa depan kemajuan Asia-Afrika”.
Lalu sekarang, Quo-Vadis? Mau dibawa kemana arah dan tujuan keterikatan bangsa-bangsa Asia-Afrika ? (lk. berjumlah 109 negara pada tahun 2015 ) dalam situasi politik global saat ini, dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi berupa percepatan dan perluasan pembangunan sarana Pendidikan, kesehatan, ekonomi, seni-budaya dan sosial-kemasyarakatan dengan menggandeng anggota dari negara-negara Asia-Afrika..Akankah asa dan harapan ini terwujud ?, misalkan melalui program yang sedang diwacanakan oleh Perkumpulan Dasasila Bandung Spirit ( PDBS ) untuk membangun Universitas Asia-Afrika, Rumah Sakit Asia Afrika, Konservasi pertanian dan kehutanan berbasis alam, yang saat ini diantaranya sudah digagas oleh Gerakan Indonesia Menanam (GERINA) yang di apresiasi oleh Presiden Bapak Prabowo Subianto, dengan harapan semua program dapat terintegrasi dengan negara-negara termaksud.
Dengan adanya Action Plan untuk membangun sebuah program berbasis negara-negara Asia-Afrika diatas diharapkan mampu menjadi kawasan pembangunan dalam perspektif daya ikat seluruh negara dikawasan Asia dan Afrika dan mampu menjadi multiplayer effect ataupun trickle down effect (imbas positif) bagi masyarakat yang ada disekitarnya dan pemerintah tentunya. Semoga peringatan Konferensi Asia-Afrika yang ke-70 tahun ini menjadi catatan tersendiri bagi pemerintahan untuk ditindak lanjuti dalam manivestasi dan Aplikasinya, tentunya dengan dukungan seluruh stakeholder serta lintas sektor bagi wujudnya program-program diatas. Ammiin YRA. (**)
Live Update
- Peringatan Konferensi Asia Afrika sebagai Asa dan Harapan 1 hari yang lalu
- Resmikan Logo Asia Afrika Youth Forum 2025, Farhan Bangga Karya Anak Muda Bandung 6 hari yang lalu