News

BPJS Ketenagakerjaan Serok saat Asing Obral Saham Big Cap

Radar Bandung - 24/04/2025, 16:33 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ilustrasi BPJS Ketenagakerjaan

RADARBANDUNG.id- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik signifikan sepanjang pekan ini tanpa ada ‘bantuan’ investor asing. BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) disinyalir menjadi penampung saham yang diobral.

Sebagai informasi, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,95% sejak Senin (14/4/2025) hingga Kamis (17/4/2025). Kenaikan ini terjadi saat net sell investor asing mencapai Rp13,97 triliun pekan ini, di seluruh pasar. Sebaliknya, aksi beli bersih investor domestik di seluruh pasar mencapai sekitar Rp14 triliun.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan tidak merinci saham apa saja yang ditampung. Namun, dia memastikan jika BPJS-TK sudah memasang posisi saat IHSG mengalami fluktuasi hebat.

“Kami telah meningkatkan investasi di pasar saham secara bertahap, khususnya pada saham–saham big cap sejak kemerosotan IHSG dalam beberapa waktu terakhir,” ujar Edwin, dikutip Minggu (20/4/2025).

Sedikit gambaran, terdapat sejumlah saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun (big cap), termasuk empat bank besar, yakni BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.

Asing Terus Keluar dari Saham RI, Net Sell Sudah Nyaris Rp50 T
Penguatan IHSG Makin Tinggi Saat Utang LN RI Turun US$700 Juta

Ada juga big cap dari sektor telekomunikasi pelat merah, TLKM, yang memiliki market cap mencapai Rp253 triliun.

Nilai transaksi domestik saham-saham itu cukup tinggi. Nilai beli bersih domestik atas saham BBRI misalnya. Angkanya mencapai sekitar Rp500 miliar sepekan terakhir di seluruh pasar.
Kemudian, saham BBNI.

Investor domestik melakukan aksi beli bersih sekitar Rp133,3 miliar. Nilai untuk saham BMRI bahkan mencapai Rp1,7 triliun.
Saham-saham tersebut juga masuk dalam daftar saham yang diobral investor asing.

Meski belum diketahui secara pasti saham apa saja yang menjadi portofolio baru BPJS Ketenagakerjaan, namun ini sejalan dengan rencana badan tersebut untuk memperbesar portofolio berbasis saham.

“Kami akan menggandakan porsi saham lokal hingga 20% dari asset under management (AUM) dalam tiga tahun ke depan,” kata Edwin.
BPJS Ketenagakerjaan memiliki AUM atau dana kelolaan sebesar Rp791 triliun hingga akhir 2024. Ini menjadikannya sebagai investor institusional terbesar di Indonesia.

Dari dana tersebut, sekitar Rp80 triliun atau setara 10% dari AUM ditempatkan di pasar saham secara langsung atau melalui reksa dana.

Sebagian besar investasi BPJS Ketenagakerjaan dialokasikan ke obligasi, dengan porsi di atas 70% dari total nilai dana kelolaan.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Tasikmalaya, Zeddy Agusdien, mendukung rencana badan untuk memperbesar portofolio berbasis saham.

“Semoga dengan menambah porsi investasi saham ini dapat menjaga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari fluktuasi yang terjadi selama awal April ini serta sebagai Badan Hukum Publik, BPJS Ketenagakerjaan terus berkomitmen mengelola dana amanah peserta secara profesional dan menjunjung tinggi integritas, tutup Zeddy. (*/sol)