RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Suasana di berbagai titik strategis di Jawa Barat berubah menjadi lautan manusia. Ribuan warga tumpah ruah dalam sebuah aksi solidaritas yang penuh haru dan semangat, mengusung satu pesan universal, kemerdekaan dan kemanusiaan untuk Palestina. Momentum ini bukan sekadar kerumunan, melainkan simbol kuat empati masyarakat terhadap penderitaan yang tak berujung di Jalur Gaza.
Forum Jawa Barat Peduli Palestina (FJPP), sebagai inisiator kegiatan ini, Ketua Panitia FJPP, Heri Efendi mencatat kehadiran lebih dari 15 ribu jiwa. Mereka datang dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar, aktivis, tokoh agama, hingga masyarakat umum dari pelosok kota dan kabupaten di seluruh Jawa Barat. Kehadiran mereka menunjukkan semangat kemanusiaan mampu menyatukan suara dalam keberagaman.
“Bismillahirrahmanirrahim, estimasi awal menunjukkan jumlah peserta lebih dari 15 ribu orang. Mereka datang bukan karena diundang secara formal, tapi karena tergerak oleh nuran. Ini adalah solidaritas yang lahir dari kesadaran kolektif,” ungkap Heri saat ditemui dihalaman depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro, Kota Bandung, Minggu (20/4/2025).
Heri menjelaskan aksi ini tidak hanya menjadi bentuk keprihatinan terhadap konflik berkepanjangan di Timur Tengah, tetapi juga sebagai peringatan penderitaan di Gaza telah melampaui batas kemanusiaan.
Heri menekankan, krisis yang terjadi bukan hanya soal perang, tetapi sebuah tragedi multidimensi dari kelaparan, keterbatasan medis, hingga dampak psikologis yang mendalam bagi jutaan warga sipil, terutama anak-anak.
“Bayangkan, selama lebih dari satu setengah tahun, mereka hidup di tenda-tenda pengungsian tanpa kepastian akan esok hari. Ini bukan semata persoalan geopolitik. Ini soal kemanusiaan yang direnggut dari akarnya,” ujar Heri.
Lebih lanjut, Heri juga mengkritisi keras kebijakan Israel yang kerap melanggar perjanjian gencatan senjata. Menurutnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menunjukkan sikap yang semakin represif, bahkan ketika tekanan dari masyarakat internasional termasuk dari dalam negeri Israel sendiri kian meningkat.
“Kami menyaksikan bagaimana warga Israel pun mulai menunjukkan sikap kritis terhadap kebijakan agresif pemerintahnya. Ini menjadi sinyal bahwa perjuangan untuk keadilan memiliki sekutu moral dari berbagai sisi,” ungkapnya.
Aksi yang berlangsung sebagai bagian dari kampanye Bulan Selamatkan Palestina ini, menurut Heri, tak hanya dimaksudkan sebagai seremoni. Heri berharap kegiatan tersebut menjadi awal dari gerakan masif yang membangun kesadaran publik, mendorong partisipasi aktif, dan menghidupkan kembali budaya filantropi untuk Palestina.
“Kami mengajak masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat, untuk tidak berhenti pada empati. Tapi melangkah lebih jauh, menyebarkan informasi, memberi dukungan moral, dan menyalurkan donasi yang tepat sasaran,” jelas Heri.
Heri menyampaikan harapan besar agar suara dari Jawa Barat bisa menggema di pentas global. Heri yakin, dengan tekanan kolektif dari masyarakat dunia, perubahan nyata bisa terjadi. Suara rakyat, dalam jumlah besar, adalah kekuatan moral yang tidak bisa diabaikan.
“Ini sumbangsih kecil dari kami. Tapi jika digabungkan dengan suara-suara lain di seluruh dunia, maka akan menjadi gelombang yang besar. Semoga langkah ini mendapat ridho dari Allah SWT dan menjadi bagian dari perubahan yang kita dambakan bersama,” pungkasnya.(dsn)