RADARBANDUNG.ID, CIPACING-Tabligh akbar menjadi puncak rangkaian kegiatan peringatan Haul pendiri Al Masoem Grup. Acara yang berlangsung di Dome Kampus Al Ma’soem, Jalan raya Bandung-Garut, Senin (14/4/2025) ini dihadiri sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, para tamu undangan, pengurus yayasan, komisaris, direksi Al Ma’soem, serta segenap hadirin lainnya.
Peringatan haul ini sudah dimulai sejak Kamis (10/4/2025) yang ditujukan untuk menghargai jasa perjuangan para pendiri Al Masoem Grup, yakni H Ma’soem, Hj Siti Aisyah dan H Nanang Iskandar. Berbagai kegiatan sosial digelar dalam peringatan haul ini, seperti bingkisan dhuafa sebanyak 580 yang tersebar ke 14 Panti Asuhan, di daerah Rancaekek, Cicalengka, Majalaya Ujungberung, Jatinangor, Cipacing, Pangsor, Ciburaleng. Khitanan massal dengan peserta 300 orang, pengobatan dan cek Gula darah 161 orang, pemeriksaan mata gratis diikuti 70 orang serta aksi donor darah yang melibatkan 79 orang.
Dalam sambutan tabligh akbar, Ketua Yayasan Al Masoem Prof Ceppy Nasahi mengemukakan tentang keberadaan Taman Makam Al Masoem (TMA). Menurutnya, TMA merupakan area pemakaman khusus bagi keluarga karyawan Al Ma’soem Group dengan luas lahan mencapai 4.262 meter persegi. Lokasinya berada di Kampung Kiarajegang RT 01 RW 02 Desa Mekarbakti Kec. Pamulihan Kab. Sumedang.
“Lahan TMA ini merupakan wakaf yang sangat berharga dari para putra Bapak H Ma’soem, yaitu Bapak H Entang Rosadi Masoem, Bapak H Dadang Mohamad Maosem, dan Bapak H. Ceppy Nahasi Masoem. Pengadaan lahan wakaf ini dilakukan secara bertahap sejak September 2017 dan terakhir pada September 2024,” ujar Prof Ceppy, Senin (14/4/2025).
Menurut Prof Ceppy, lahan TMA diperkirakan mampu menampung sekitar 1.200 makam. Sementara jumlah karyawan aktif Al Masoem Group yang menjadi peserta TMA mencapai kurang lebih 1.500 orang, jika setiap keluarga yang dimakamkan di TMA rata-rata berjumlah dua orang, maka kapasitas TMA perlu ditambah setidaknya untuk 3.000 makam.
“Maka dari itu, panitia terus berupaya untuk melakukan perluasan lahan TMA,” ungkapnya.
Selain dipersiapkan untuk makam, lahan tersebut dimanfaatkan sebagai wakaf produktif. “Sekarang ini dipergunakan untuk pertanian dan peternakan yang melibatkan para mustahiq binaan LAZ Musa’adatul Ummah,” jelas Prof Ceppy.
Melalui peringatan Haul ini, Prof Ceppy mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan tentang kepastian datangnya kematian dan pentingnya mempersiapkan diri menghadapinya. Dia juga menekankan pentingnya menghargai perjuangan para pendiri Al Ma’soem Group dengan cara menjaga, memelihara, dan mengembangkan apa yang telah mereka rintis.(nto)