News

Ungkap Fakta Lengkap Gempa Bogor, Dipicu Aktivitas Sesar Citarik, Guncangan Disertai Suara Dentuman

ISTIMEWA

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNGGempa bumi berkekuatan magnitudo 4,1 mengguncang wilayah Bogor dan sekitarnya Kamis malam, 10 April 2025 pukul 22.16 WIB. Getaran terasa cukup kuat hingga menyebabkan kepanikan warga dan kerusakan ringan di sejumlah titik. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, dalam keterangannya di Jalan Cemara, Kota Bandung, Jumat (11/4/2025) menjelaskan episenter gempa terletak di darat, tepatnya pada koordinat 6,62 Lintang Selatan dan 106,8 Bujur Timur, dengan kedalaman hiposenter hanya 5 kilometer. Lokasi dan kedalaman tersebut menjadikan gempa ini tergolong sebagai gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

“Gempa ini termasuk jenis gempa kerak dangkal yang berasal dari aktivitas sesar aktif. Getarannya terasa jelas karena pusatnya sangat dekat dengan permukaan bumi,” jelas Rahayu.

Menurutnya, BMKG mencatat gelombang gempa memiliki karakteristik shear wave (gelombang geser) yang kuat, disertai komponen frekuensi tinggi. Karakteristik ini terekam jelas pada sensor seismik di Stasiun Darmaga (DBJI) dan Citeko (CBJI). Pola gelombang tersebut menjadi indikator kuat bahwa gempa berasal dari proses tektonik akibat pergeseran sesar.

Rahayu menambahkan dari hasil analisis mekanisme sumber, BMKG menyimpulkan bahwa gempa memiliki tipe pergerakan strike-slip atau geser mendatar. Pusat gempa berada di jalur Sesar Citarik, sebuah struktur patahan aktif yang memanjang di wilayah Jawa Barat bagian barat. Penelitian terdahulu, termasuk yang dilakukan oleh Sidarto (2008), mencatat bahwa sesar ini memiliki pola pergeseran mengiri atau sinistral strike-slip.

“Kesimpulan kami, gempa ini sangat mungkin dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik. Pola pergeserannya konsisten dengan analisis mekanisme sumber yang kami lakukan,” tambah Rahayu.

Rahayu menyampaikan getaran gempa dilaporkan dirasakan pada skala intensitas III–IV MMI di beberapa wilayah seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok. Sejumlah bangunan warga dilaporkan mengalami kerusakan ringan, khususnya di Kota Bogor, namun tidak ada laporan korban jiwa.

Lebih lanjut Rahayu mengungkapkan fenomena lain yang cukup menyita perhatian warga adalah suara dentuman dan gemuruh yang terdengar sesaat sebelum maupun saat gempa terjadi. BMKG menyebut suara tersebut sebagai hal yang wajar, khususnya pada gempa-gempa dengan kedalaman sangat dangkal.

“Suara dentuman muncul akibat getaran berfrekuensi tinggi yang merambat di dekat permukaan tanah. Ini menjadi bukti tambahan gempa terjadi sangat dangkal. Biasanya, gempa seperti ini memang disertai suara yang bisa terdengar cukup keras,” ungkapnya.

Pasca-gempa utama, Rahayu menjelaskan BMKG terus melakukan pemantauan aktivitas seismik di wilayah tersebut. Hingga Jumat pagi (11/4) pukul 06.00 WIB, telah tercatat empat kali gempa susulan. Dengan Rinciannya pukul 23.12 WIB dengan magnitudo 1,9, pukul 23.14 WIB dengan magnitudo 1,7, pukul 01.04 WIB dengan magnitudo 1,6, pukul 01.38 WIB dengan magnitudo 1,7.

Rahayu menambah keempat gempa susulan tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat dan dinilai tidak berpotensi menimbulkan dampak signifikan. Namun, BMKG tetap mengimbau warga untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi resmi dari kanal-kanal pemerintah.

“Masyarakat tidak perlu panik, namun tetap perlu waspada. Kami akan terus memantau aktivitas gempa dan menyampaikan informasi secepatnya jika terjadi perkembangan signifikan,” pungkas Teguh Rahayu.(dsn)

Lihat Versi Lengkap