Janji yang Tertunda Harapan yang Tak Pernah Mati di Teras Cihampelas



RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kios-kios sunyi yang berderet rapi di lantai atas Teras Cihampelas, Bandung, seorang perempuan bernama Tiana berdiri dalam keheningan. Pandangannya mengarah jauh ke keramaian jalan di bawah, tempat para pedagang kaki lima masih berdesakan di trotoar, menjajakan dagangan mereka dengan alur pengunjung yang terus mengalir.
Seorang pedagang Tiana menggenggam kenangan dan juga kekecewaan.
“Dulu, sebelum pandemi, tempat ini hidup. Sehari bisa dapat sejuta rupiah. Sekarang, dua ratus ribu pun sudah terasa mewah,” ujar Tiana saat ditemui, Skywalk Teras Cihampelas, Kota Bandung, Senin (7/4/2025).
Dengan suara pelan tapi jelas. Setiap kata yang diucapkan mengandung beban bertahun-tahun menanti sesuatu yang tak kunjung datang, tindakan nyata dari pemerintah kota.
Tiana bukan satu-satunya. Tiana mewakili ratusan pedagang yang masih percaya kios-kios di atas Teras Cihampelas bisa kembali ramai, asal janji penataan yang sudah diucapkan benar-benar ditepati. Wali Kota Bandung, Farhan telah datang langsung sebelum Ramadan lalu. Di hadapan para pedagang, beliau menyampaikan rencana besar, seluruh pedagang dari bawah akan direlokasi ke atas, menciptakan ruang yang lebih tertata, bersih, dan nyaman.
Tapi setelah kunjungan itu, tak ada kabar lanjutan.
“Sampai hari ini belum ada realisasi. Kita terus menunggu, tapi belum ada kejelasan kapan semua ini benar-benar dilaksanakan,” ungkap Tiana, yang tetap bertahan di kios atas meski pengunjung yang datang bisa dihitung dengan jari.
Tiana mengungkapkan meski kios di atas menawarkan kenyamanan, jauh dari debu jalanan dan bising kendaraan, para pedagang justru kehilangan pelanggan karena minimnya pengunjung yang mau naik. Situasi ini diperparah dengan infrastruktur yang jauh dari kata layak. Atap kios yang bocor setiap hujan menambah rasa putus asa.
“Tamu udah jarang, begitu hujan bocor pula. Mana mereka mau naik kalau tempatnya enggak layak,” jelas Tiana.
Namun, di tengah ketidakpastian itu, sebuah suara optimisme muncul dari pihak lain, Koperasi Teras Cihampelas. Ketua Koperasi Teras Cihampelas, Edo menyampaikan tekad besar untuk menjadikan Teci sebutan akrab Teras Cihampelas, kembali menjadi jantung pariwisata kreatif Kota Bandung.
“Kehadiran Kang Farhan jadi penyemangat bagi kami, anak-anak muda koperasi. Teras Cihampelas bukan sekadar tempat dagang, tapi bisa menjadi destinasi premier ruang publik kreatif, ramah keluarga, penuh karya anak muda Bandung,” ujar Edo.
Edo menegaskan revitalisasi kawasan Teci bukan sekadar soal estetika kota, tapi tentang membangun kembali identitas ekonomi dan sosial Bandung. Koperasi siap menjadi garda depan dalam operasional dan pengembangan, namun mereka juga sadar, kekuatan sejati terletak pada kolaborasi.
“Mengajak semua pihak pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, media untuk berkolaborasi. Ini bukan tugas satu pihak. Hanya dengan semangat pentahelix, Teci bisa bangkit kembali,” tegasnya.
Optimisme Edo bukan tanpa dasar. Ia percaya, dengan semangat kolektif, Teras Cihampelas bisa menjadi ruang yang hidup, tempat di mana kreativitas, ekonomi, dan kebanggaan kota bertemu. Sebuah ruang di mana Tiana dan para pedagang lainnya tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang.
Dan Tiana, meski kecewa, ia belum menyerah, dalam diamnya, Tiana tetap merawat harapan.
“Saya masih percaya, kalau semua dipindahkan ke atas dan tempat ini dibenahi, Teras Cihampelas bisa hidup lagi. Saya mau terus bertahan, tapi pemerintah juga harus bergerak,” pungkas Tiana.
Kios-kios yang sepi dan langkah-langkah pengunjung yang enggan naik, Tiana berdiri tegak. Tiana lambang dari sebuah kesabaran yang menanti kepastian. Seorang pedagang kecil yang percaya, Kota Bandung masih punya hati dan janji itu, pada akhirnya, akan ditepati.(dsn)