Harga Bahan Pokok Turun Pasca Lebaran, Harapan Baru Para Pedagang, Udara Segar Para Konsumen



RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Seminggu setelah Hari Raya Idulfitri mereda, kehidupan di Pasar Kosambi, Kota Bandung, kembali bergulir dengan irama yang lebih tenang. Deretan lapak yang berjajar rapih, para pedagang kembali menyambut para pelanggan dengan senyum sedikit lebih lega. Salah satu alasan di balik rona cerah itu, turunnya harga sejumlah bahan pokok yang sebelumnya sempat melonjak tajam menjelang Lebaran.
Salah satu pedagang bahan pokok yang telah puluhan tahun berjualan di Pasar Kosambi, Eddy tampak lebih santai melayani pembeli pagi itu. Dengan tangan cekatan Eddy menakar cabai, menyusun tumpukan tomat, dan menakar kentang dengan timbangan manual yang sudah menjadi sahabat setianya. Namun lebih dari sekadar rutinitas, hari itu ada kabar baik yang Eddy bagikan, harga sejumlah komoditas utama mulai merosot sejak dua hari lalu, tepatnya pada H+3 Lebaran.
“Sekarang mulai turun, sudah dua hari ini. Cabai rawit merah yang sebelumnya sempat Rp150.000 per kilo, sekarang sudah jadi Rp130.000,” ujar Eddy sambil melayani pembeli yang tengah menawar cabai, Pasar Kosambi, Jl. A Yani, Kota Bandung, Minggu (6/4/2025).
Eddy menyebutkan penurunan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis cabai saja. Cabai keriting merah dan cabai tanjung yang sebelumnya dibanderol Rp100.000 per kilogram, kini bisa didapatkan dengan harga Rp70.000. Begitu pula dengan cabai rawit hijau yang kini turun menjadi Rp100.000 dari harga sebelumnya Rp120.000.
Eddy berharap turunnya harga tersebut dapat membawa angin segar bagi para konsumen yang sempat mengeluhkan lonjakan harga selama bulan Ramadan hingga Lebaran.
Menurutnya, selain cabai, sejumlah sayuran penting lainnya juga menunjukkan tren serupa. Eddy menyebutkan kentang kini dijual Rp20.000 per kilogram dari sebelumnya Rp22.000. Wortel juga turun dari Rp24.000 menjadi Rp20.000, sementara tomat dan timun masing-masing turun dari Rp15.000 ke Rp12.000 per kilogram.
“Kalau wortel, timun, tomat, kentang, semua mulai turun juga. Memang nggak drastis banget, tapi beda seribu dua ribu itu lumayan buat pembeli,” ungkap Eddy.
Eddy menambahkan penyebab utama naiknya harga sebelum Lebaran, itu karena pasokan yang terbatas, sementara permintaan justru meningkat tajam. Kini, setelah para petani dan distributor kembali beraktivitas normal, pasokan pun mulai stabil sehingga harga bisa turun perlahan.
Namun, menurutnya tidak semua komoditas mengikuti tren penurunan. Eddy mengatakan bawang merah dan bawang putih masih bertahan di harga tinggi sejak H-7 Lebaran. Kedua bahan pokok itu masih dijual dengan harga sekitar Rp60.000 per kilogram.
“Bawang masih mahal, belum ada penurunan. Tapi ya mudah-mudahan minggu depan bisa turun juga,” jelasnya.
Di sisi lain pasar, di lapak penjual telur, pedagang telur ayam yang dikenal ramah dan informatif, Ajang menceritakan situasi serupa.
Ajang mengatakan harga telur kini berada di angka Rp28.000 per kilogram, setelah sebelumnya sempat melonjak ke Rp31.000. Penurunan ini menurutnya masih fluktuatif, karena harga telur bisa berubah setiap hari. Namun secara umum, Ajang menilai kondisi pasokan lebih baik dari tahun lalu.
“Kalau sekarang sih masih aman. Tahun kemarin sempat sampai Rp33.000 per kilo, sekarang paling mahal Rp31.000. Tapi sekarang sudah mulai turun. Mungkin dua minggu lagi bisa turun lagi menjelang Idul Adha,” ungkap Ajang.
Sementara itu, Ajang menambahkan harga beberapa bahan pokok lainnya masih bertahan di angka yang relatif tinggi. Daging ayam, misalnya, masih dijual seharga Rp40.000 per kilogram. Daging sapi pun belum menunjukkan tanda-tanda penurunan, tetap berada di kisaran Rp150.000 hingga Rp170.000 per kilogram. Minyak goreng juga masih stabil di harga Rp17.500 per liter, dan beras di angka Rp15.000 per kilogram.
Eddy mengungkapkan meski belum merata, penurunan harga beberapa komoditas penting ini menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar dan masyarakat umum.
Eddy bisa kembali bernapas sedikit lega, sementara menurutnya, para pembeli dapat merancang ulang anggaran belanja mereka dengan lebih fleksibel.
“Pasar perlahan kembali menemukan keseimbangannya, setelah gelombang kenaikan harga yang sempat membuat banyak orang mengernyitkan dahi,” pungkas Eddy.
Disinggung terkait hal ini, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin membenarkan bahan pokok masyarakat sempat alami kenaikan di pasar Kota Bandung.
Ronny mengungkapkan kenaikan diakibatkan oleh kurangnya pasokan yang tak sebanding dengan permintaan pasar. Sehingga, terjadi fluktuasi harga dibeberapa komoditas bahan pokok.
“Memang sempat naik, karena kurang pasokan berkenaan dengan libur lebaran. Jadi ada keterlambatan pengiriman. Cuman kalau berbicara stok, Kota Bandung terbilang aman,” ujar Ronny.
Ronny menambahkan kendati demikian, pihaknya mengklaim, harga bahan pokok di pasar Kota Bandung sudah mulai mengalami penurunan harga.
“Distribusi udah kembali normal, harga pun sekarang kecenderungannya menurun. Dan ini akan terus menurun kembali ke harga normal,” tambahnya.(dsn)