Kinerja Industri Jasa Keuangan Jabar Januari 2025 Tumbuh Positif dan Stabil


RADARBANDUNG.ID, BANDUNG-Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Jawa Barat sampai posisi Januari 2025 terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Jabar yang baru dilantik, Darwisman melalui rilisnya.
Darwisman yang menggantikan Kepala OJK Jabar sebelumnya, Imansyah menyebutkan, pada Januari 2025 sektor Perbankan di Jabar menunjukkan pertumbuhan positif (year on year) tercermin dari beberapa indikator, antara lain total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit, dengan tingkat pertumbuhan berturut-turut sebesar 4,63 persen, 4,47 persen, dan 4,97 persen.
“Tingkat risiko kredit yang direfleksikan oleh rasio Net Performing Loan (NPL) relatif terjaga dalam batas benchmark dengan nilai 3,61 persen. Berikutnya, fungsi intermediasi yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) juga terlihat optimal dengan rasio sebesar 91,65 persen,” sebut Darwisman, Kamis (27/3/2025).
Pada Januari 2025, penyaluran kredit perbankan (Bank Umum dan BPR) di Jabar mencapai Rp647 triliun, tumbuh 4,97 persen YoY. Secara nasional, market share penyaluran kredit bank umum di Jawa Barat mencapai 7,86 persen.
Penyaluran kredit pada posisi Januari 2025 tumbuh 4,97 persen (YoY), walaupun melambat jika dibandingkan periode yang sama di Januari 2024 yang mencapai 9,88 persen (YoY). Pelambatan penyaluran kredit ini disebabkan oleh penurunan penyaluran kredit yang cukup signifikan pada sektor penggerak ekonomi (lead sector) di Jawa Barat, yaitu sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Industri Pengolahan, serta Konstruksi.
Peningkatan Rasio NPL pada sektor Kredit Pemilikan Rumah Tinggal, Multiguna, Industri Pengolahan, Transportasi, Konstruksi, dan Pertanian mencerminkan peningkatan risiko kredit di Jabar.
Mayoritas fungsi intermediasi Bank (penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit/pembiayaan) tersebar di 5 Kabupaten/Kota dari 18 Kabupaten dan 9 Kota yang terdapat di Jabar, sedangkan NPL gross tertinggi berada di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Banjar.
Berdasarkan prinsip kegiatan usahanya, sektor Perbankan masih didominasi oleh kegiatan konvensional, dengan porsi Total Aset, market share DPK, dan market share Kredit/Pembiayaan berturut-turut sebesar 88,51 persen (Rp908,15 triliun); 89,08 persen (Rp628,87 triliun); dan 89,10 persen (Rp576,49 triliun).
Berdasarkan jenisnya, per Januari 2025, Bank Umum masih lebih dominan dibandingkan Bank Perekonomian Rakyat, dengan Total Aset, market share DPK, dan market share Kredit/Pembiayaan berturut-turut sebesar 96,82 persen (Rp993 triliun); 96,80 persen (Rp683 triliun); dan 96,40 persen (Rp624 triliun).
Perkembangan Bank Umum yang Berkantor Pusat di Jabar
Per Januari 2025, total Aset Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat sebesar Rp194 triliun, tumbuh Rp10 triliun atau 5,31 persen (YoY) dari sebesar Rp184 triliun pada posisi Januari 2024. Sejalan dengan total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat tumbuh Rp4 triliun atau 2,96 persen (YoY), dari sebesar Rp130 triliun pada Januari 2024 menjadi sebesar Rp134 triliun pada Januari 2025. Realisasi Kreditnya menunjukan pertumbuhan Rp5 triliun atau 4,03 persen (YoY) dari sebesar Rp123 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp128 triliun pada Januari 2025.
Pembukuan Laba juga mengalami pertumbuhan sebesar Rp97 miliar atau 4,50 persen (YoY), dari sebesar Rp92 miliar di Januari 2024 menjadi sebesar Rp97 miliar di Januari 2025. Kenaikan laba tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 2,96 persen YoY. Secara umum, kinerja Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat terbilang meningkat, walaupun NPL gross mengalami pemburukan dari 1,55 persen di Januari 2024 menjadi 2,15 persen di Januari 2025.
Perkembangan BPR & BPRS di Jabar
Total aset BPR dan BPRS tumbuh Rp1,08 triliun atau 3,43 persen (YoY), dari sebesar Rp31,59 triliun pada Januari 2024 menjadi sebesar Rp32,67 triliun pada Januari 2025. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh Rp1,02 triliun atau 4,73 persen (YoY), dari sebesar Rp21,54 triliun pada Januari 2024, menjadi sebesar Rp22,56 triliun pada Januari 2025.
Kredit/Pembiayaan yang diberikan juga tumbuh Rp1,25 triliun atau 5,67 persen (YoY), dari sebesar Rp22,05 triliun pada Januari 2024, menjadi sebesar Rp23,30 triliun pada Januari 2025. Perolehan Laba BPR dan BPRS naik sebesar 241 persen (YoY), dari posisi rugi Rp8,98 miliar pada Januari 2024 menjadi laba Rp12,88 pada Januari 2025. Namun demikian, pada sisi lain, rasio NPL gross memburuk, dari 10,00 persen di Januari 2024 menjadi 11,85 persen di Januari 2025.
Perkembangan BPR & BPRS Milik Pemda di Jabar
Per Januari 2025, terdapat 26 BPR dan BPRS milik Pemda di Jawa Barat. Perkembangan kinerja BPR dan BPRS milik Pemda di Jawa Barat ditinjau dari indikator kinerja utama yaitu total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Kredit/Pembiayaan, serta perolehan Laba adalah sebagai berikut:
Total Aset BPR dan BPRS milik Pemda tumbuh Rp0,39 triliun atau 5,74 persen (YoY), dari sebesar Rp6,88 triliun di Januari 2024 menjadi sebesar Rp7,27 triliun di Januari 2025.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh Rp0,46 triliun atau 19,02 persen (YoY), dari sebesar Rp2,42 triliun pada Januari 2024 menjadi sebesar Rp2,88 triliun pada Januari 2025. Kredit/Pembiayaan yang diberikan tumbuh Rp0,44 triliun atau 8,67 persen (YoY), dari sebesar Rp5,17 triliun pada Januari 2024 menjadi sebesar Rp5,61 triliun pada Januari 2025.
Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM dan KUR
Secara Nasional, total penyaluran KUR per Januari 2025 mencapai Rp7,06 triliun, sedangkan penyaluran KUR di Jawa Barat mencapai Rp816 miliar (11,56 persen terhadap nasional). Provinsi Jawa Barat menjadi penerima KUR terbesar ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sampai dengan Januari 2025, terdapat 19.889 pelaku usaha di Jawa Barat yang memperoleh pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan total nominal pembiayaan sebesar Rp815,91 miliar, dan outstanding saat ini mencapai Rp731,87 miliar. Berdasarkan skema pembiayaannya, KUR untuk sektor mikro lebih dominan, dengan porsi 84,30 persen, diikuti KUR Kecil (15,57 persen), KUR TKI (0,11 persen), kemudian KUR Super Mikro (0,02 persen).
Perkembangan Kinerja Pasar Modal, PVML, & PPDP
Jumlah investor Pasar Modal wilayah Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan tinggi. Pada Januari 2025, jumlah investor saham di Jawa Barat sebanyak 2.927.760 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 8,44 persen YoY. Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana, Saham dan SBN yang masing-masing tumbuh sebesar 50,39 persen YoY, 20,73 persen YoY dan 20,97 persen YoY. Nilai transaksi saham di Jawa Barat mencapai Rp271 triliun atau tumbuh 18,80 persen YoY.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui Modal Ventura di Jawa Barat sebesar Rp3 triliun dengan pertumbuhan sebesar 1,73 persen YoY, meningkat dibandingkan Januari 2024 yang sebesar 0,1 persen YoY dengan nilai tingkat Non Performing Financing (NPF) Modal Ventura posisi Januari 2025 sebesar 3,49 persen.
Total aset Dana Pensiun di Jabar pada posisi Desember 2024 mengalami kontraksi 14,12 persen YoY menjadi Rp25,23 triliun. (nto)