RADARBANDUNG.id- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Achmad Yani kembali menggelar acara Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) pada Selasa (10/12/2024) lalu.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula Gedung Jenderal TNI Mulyono FISIP tersebut bertema Penerapan Environmental, Social, dan Governance (ESG) untuk Menjamin Sustainability Organisasi.
Ketua Pusat LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani, Dadan Kurnia, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan oleh para civitas academica.
“Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen Universitas Jenderal Achmad Yani dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor 1, Agus Subagyo mengatakan bahwa LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani memiliki visi yang besar untuk mewujudkan tridharma perguruan tinggi.
“Seminar ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan penelitian yang kondusif guna meningkatkan akreditasi universitas,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa pencapaian akreditasi unggul sangat dinantikan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi.
Pada kegiatan seminar nasional ini, menghadirkan 2 narasumber dari eksternal diantaranya Prof. Dr. H. Disman, M.S dengan topik “Metode Penelitian Kuantitatif Pada Organisasi Bisnis Dengan ESG” dan Dr. Ubaidillah Nugraha, M.Sc., M.P.M. dengan topik “Penerapan ESG Pada Industri Manufaktur dan Industri Jasa”.
Selain itu, menghadirkan juga 3 narasumber internal diantaranya, Dr. apt. Fahrauk Faramayuda, M.Sc. dengan topik “Scale Up Produksi Tanaman Hasil Kultur In Vitro dan Pengembangan Produk Obat Tradisional Dari Kumis Kucing Varietas Ungu”.
Selain itu, Dr. Mochamad Vrans Romi, SE., MM., M.I.P., CHRA. dengan topik “Hasil Program Pengmas DRTPM (DEWI SRI (Desa Wisata Sawah – Rawa Ciseupan). Wisata Budaya Sunda Kuno Dengan Teknologi Augmented Reality)”, dan Dr. Bunga Aprilia, S.Ap., M.Si dengan topik “Perempuan Militer Indonesia Sebagai GFP (Gender Focal Point) Dalam Misi UNIFIL: Pendekatan Faminisme Eksítensialis”. (KRO)