RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Salah seorang siswa SMA Mutiara Bunda M Hammam Kautsar berhasil melakukan penelitian tentang plastik yang ramah lingkungan atau biodegradable (bioplastik) berbahan dasar sisik ikan nila.
Bioplastik adalah plastik yang dapat digunakan layaknya plastik pada umumnya, namun bisa lebih cepat hancur atau terurai secara alami dan aman untuk lingkungan serta dapat dipastikan memiliki potensi pengurangan dampak negatif limbah.
“Penelitian membuat bioplastik ini karena keresahan saya melihat banyaknya sampah, terutama limbah plastik. Saya baca-baca jurnal, ternyata dalam setahun Indonesia bisa sampai 10 juta ton sampah plastik, tapi yang bisa didaur ulang hanya 10 persen saja, sisanya sudah pasti mencemari lingkungan,” ucap Hammam saat ditemui sesaat sidang Research Project di SMA Mutiara Bunda, Jl. Padang Golf, Sukamiskin, Kota Bandung, Kamis (22/2/2024).
Hammam menambahkan, untuk melanjutkan penelitian bioplastik tersebut dirinya rutin membaca dan mencari tahu bahan apa yang bisa dan cocok untuk dijadikan plastik ramah lingkungan dan ditemukanlah sisik ikan nila hitam yang ia peroleh dari salah satu toko ikan.
Baca Juga: Desa Janti Berdaya secara Ekonomi, Inovasi serta Dukungan BRImo dan AgenBRILink Jadi Kunci
“Ide awalnya saya berfikir ingin membuat plastik yang bisa bisa terurai. Setelah dicari ternyata ada plastik yang berasal dari sisik udang. Ada juga inovasi plastik dari singkong. Setelah dicari lagi ternyata ada yang unik yaitu plastik berbahan dasar sisik ikan yang jadi limbah di sektor perikanan,” paparnya.
Kata Hammam, sisik ikan nila hitam yang digunakan dalam penelitian bioplastik ini mengandung kadar kolagen yang cukup baik serta mengandung organik berbahan dasar protein. Lalu, Hammam berfikir bagaimana mengekstraksi kolagen menjadi gelatin dengan cara deproteinasi atau penguraian menggunakan asam asetat atau komponen utama cuka.
“Kolagen ini ternyata bisa diuraikan menjadi gelatin yang sifatnya lebih lentur dan tidak terlalu kaku seperti kolagen. Setelah melakukan serangkaian penelitian itu dihasilkan cairan yang kemudian dicetak jadi sebuah bahan geoplastik,” jelas siswa kelas 11 ini.
Baca Juga: Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming
Hammam menyebut, bioplastik karyanya itu masih dalam tahap pengembangan dan harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Namun, ia berharap kedepannya plastik ramah lingkungan tersebut bisa lebih sempurna dan diproduksi secara massal sebagai pengganti penggunaan kantong plastik.
“Perlu riset lanjutan agar bioplastik ini sempurna hingga bisa digunakan oleh masyarakat luas. Kalau sekarang masih dasar, teksturnya masih kasar dan belum tahan aiar,” tandasnya.
Sidang Research Project ini menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian February Festival 2024 (FebFest 2024) yang diselenggarakan semua jenjang di Sekolah Mutiara Bunda. FebFest 2024 Sekolah Mutiara Bunda ini menjadi ajang pembelajaran yang membangun kolaborasi pembelajaran berbasis komunitas dan kemasyarakatan.