RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Penyebaran Covid-19 saat ini menjadi perhatian kembali setelah adanya peningkatan kasus di sejumlah negara termasuk Indonesia. Meski dianggap belum begitu berbahaya, tapi masyarakat diminta tetap waspada.
Menengok kembali pandemi Covid-19 yang hampir tiga tahun terjadi di Indonesia, saat ini banyak masyarakat yang kesulitan mendapat sembako karena kelangkaan, salah satunya minyak goreng.
Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, mengingat minyak goreng merupakan bahan pokok yang tak tergantikan dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia yang saat itu masih berada dalam keadaan pandemi Covid-19, di mana wabah yang terus meluas memberikan dampak serius pada berbagai sektor, termasuk pasokan dan distribusi bahan makanan.
Kelangkaan minyak goreng menjadi salah satu efek samping yang dirasakan oleh masyarakat, yang khususnya memberikan dampak signifikan pada ibu-ibu yang bertanggung jawab dalam urusan dapur untuk keluarga mereka.
Staf Khusus era Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Bidang Transformasi Digital & Reformasi Birokrasi, Ir H Juwanda menceritakan, di tengah kondisi sulit tersebut Pemprov Jabar meluncurkan sebuah inovasi digital “Pemesanan Minyak Goreng Curah Bersubsidi via Sapawarga untuk Ibu-Ibu di mana-mana” disingkat “Pemirsa Budiman”.
Program ini merupakan langkah nyata untuk membantu masyarakat di seluruh Jawa Barat menghadapi kelangkaan minyak goreng.
“Saat itu, Pemirsa Budiman dirancang sebagai program bantuan subsidi yang ditujukan bagi masyarakat di seluruh Jawa Barat. Inovasi ini dilakukan melalui aplikasi Sapawarga, yang merupakan Jabar Super App yang telah dikembangkan sejak awal tahun 2019,” kata Juwada melalui siaran pers.
Melalui Sapawarga, Ketua RW di Jawa Barat bertanggung jawab untuk melakukan pendataan warga yang membutuhkan bantuan tersebut.
Data warga yang terkumpul kemudian diajukan melalui aplikasi Sapawarga, digitalisasi ini memastikan bahwa bantuan subsidi minyak goreng hanya diberikan kepada mereka yang membutuhkannya dengan tepat dan efisien.
Capaian dari program Pemirsa Budiman sangatlah membanggakan. Setidaknya sebanyak 3.042 Ketua RW mengajukan permohonan untuk mengikuti program ini, dan lebih dari 102.105 Kartu Keluarga (Kk) mendapatkan manfaat dari program tersebut dan sebanyak 212.699 liter minyak goreng tersalurkan kepada masyarakat Jawa Barat yang membutuhkan.
Bukan hanya dari segi angka, seperti kepanjangannya “untuk Ibu-Ibu di mana-mana” program Pemirsa Budiman juga mendapatkan respon positif yang luas dari masyarakat. Sebagai pemegang peran penting dalam keluarga, ibu-ibu sangat merasakan manfaat dari adanya subsidi minyak goreng ini.
“Program ini tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan rasa kepastian dan perlindungan kepada mereka dalam memenuhi kebutuhan di dapur sehari-hari,” papar Juwanda.
Program Pemirsa Budiman hanyalah salah satu cerita sukses dari berbagai inovasi digital yang dilakukan Pemprov Jabar di tengah tantangan pandemi Covid-19 dan masalah lainnya. Pemprov Jawa Barat berkomitmen untuk terus memanfaatkan teknologi dalam memberikan solusi bagi masyarakat.
Inovasi-inovasi semacam ini membuktikan bahwa dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak, pemerintah daerah dapat memberikan dampak positif dan membantu masyarakat mengatasi tantangan yang dihadapi.
Juwanda yakin bahwa Pemirsa Budiman adalah contoh nyata bagaimana inovasi digital dapat menjadi kunci dalam mengatasi masalah seperti kelangkaan minyak goreng dan mendukung masyarakat di tengah pandemi Covid-19 kala itu.
“Pemprov Jabar telah memberikan contoh yang inspiratif bagi daerah lain untuk mengadopsi teknologi sebagai sarana untuk memberikan solusi yang efektif dan inklusif bagi masyarakat,” pungkasnya. (*)