Mentan Amran: Petani Bisa Tebus Pupuk Subsidi Pakai KTP



RADARBANDUNG.id- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, para petani kini bisa lebih mudah untuk menebus pupuk bersubsidi, dengan hanya menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) setelah kebijakan syarat kartu tani diubah.
“Alhamdulillah kita sudah mengambil keputusan dengan mencabut Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang mempersulit petani. Dulunya tidak bisa mengambil pupuk hanya dengan KTP, sekarang bisa menebus pupuk dengan KTP,” kata Amran di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Hal ini diungkapkan Amran saat menghadiri kegiatan pembinaan penyuluh pertanian dan petani wilayah Provinsi Jawa Barat yang dihadiri sebanyak 10.000 penyuluh pertanian, petani milenial dan pihak lainnya yang berasal dari kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Amran menjelaskan kebijakan ini untuk memudahkan para petani membantu meningkatkan produksi padi dengan menghapuskan syarat kartu tani dalam memperoleh pupuk bersubsidi. “Permentannya mudah-mudahan besok atau lusa paling lambat kita tandatangani,” kata dia.
Dia menambahkan telah menyepakati usulan tersebut setelah mendengarkan keluhan dari para petani di Indonesia.
“Kita sepakat bisa menebus pupuk hanya dengan KTP juga yang menggunakan kartu tani tetap menggunakan kartu tani. Yang terpenting adalah petani mendapatkan pupuk subsidi,” katanya, dikutip dari Jawapos.com.
Amran mengatakan keputusan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi pada tahun 2024, guna menekan dampak El Nino yang berujung pada impor hasil pertanian. “Nah ke depan bagaimana kita bisa menekan impor tahun depan, karena sekarang ini impor kita 3,5 juta (beras) itu bisa naik lagi, kalau kita tidak tekan dari sekarang,” katanya.
Selain itu, dia juga meminta kepada para petani untuk mempercepat tanam agar Indonesia kembali bangkit dengan meletakkan pondasi yang kuat untuk mewujudkan swasembada. “Kemudian para petani bisa melakukan tanam cepat, kita akan memberikan bantuan benih serta alat mesin pertanian,” kata Amran.
Sementara itu dalam kesempatan tersebut, ia menargetkan untuk tahun 2024 mendatang Jawa Barat bisa memproduksi 11 juta ton gabah. Untuk itu ia pun berkomitmen mendukung para petani dalam meningkatkan produksinya.
“Upaya-upaya yang kami dukung itu seperti penyediaan pupuk bersubsidi bagi petani, pembangunan atau perbaikan irigasi, hingga penyediaan mesin pertanian modern,” ujarnya.
“Mudah-mudahan dengan komitmen tersebut target produksi 11 juta ton gabah di 2024 itu bisa tercapai, apalagi saat ini pemerintah sudah membuka operasional tiga bendungan untuk irigasi pertanian. Banyaknya pembangunan bendungan untuk irigasi ini merupakan salah satu komitmen dari Pak Presiden untuk mendukung produksi petani,” imbuhnya.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan Jawa Barat merupakan salah satu wilayah penghasil beras terbesar di Indonesia dengan produksi yang mencapai 5 juta ton beras.
Angka itu pun diprediksinya akan terus naik sejalan dengan munculnya berbagai terobosan dan inovasi yang fokus dalam meningkatkan produktivitas padi di wilayah.
“Jadi sesuai dengan petunjuk Pak Menteri agar inovasi itu bisa terus ditingkatkan terutama untuk komoditas padi dan jagung. Inovasi ini pun sangat penting sebagai upaya mengoptimalkan hasil pertanian tersebut di kondisi yang sulit seperti el nino saat ini,” kata Suwandi.
Ia pun meyakini bahwa Jawa Barat ke depannya akan bisa memenuhi target produksi gabahnya dan menaikkan indeks pertanaman (IP) dari satu sampai dua kali panen setahun menjadi dua sampai tiga kali panen pertahun.
“Jawa Barat pun sudah memberikan komitmennya di 2024 untuk bisa menggelar panen sampai empat kali setahun (IP1400) dengan target seluas 110.000 hektare yang tersebar di beberapa wilayah seperti Indramayu, Subang, Karawang, Kabupaten Bandung dan lainnya,” pungkasnya. (jpc/rup)