RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Stunting pada balita merupakan masalah krusial karena selain berdampak pada gangguan perkembangan dan disabilitas intelektual di usia anak, dapat berlanjut menjadi rendahnya produktivitas dan risiko penyakit kronis di usia dewasa.
Salah satu upaya menurunkan angka stunting adalah dengan mengatasi masalah dari hulunya, yaitu memastikan remaja putri menjaga kesehatan reproduksinya hingga dewasa demi mencegah kelahiran bayi stunting saat menjadi seorang ibu kelak.
Fakultas Kedokteran Unisba dan RS Muhammadiyah Bandung berupaya berkontribusi dengan menyelenggarakan pelatihan kesehatan reproduksi remaja putri bagi tutor sebaya di SMKN 3 Bandung pada 11 Agustus 2023.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai dr. Wiwiek Setiowulan, SpA, M.Kes., beranggotakan dr. Mia Kusmiati, MPd.Ked., Ph.D. dan dr. Diana Rahmi, SpA, M.Kes., serta melibatkan dokter muda sebagai fasilitator.
Peserta pelatihan adalah 60 murid kelas XI yang merupakan pengurus kelas & OSIS, serta mereka yang aktif di kegiatan kesiswaan SMKN 3 Bandung.
Baca Juga: Dorong Perluasan Pasar Produk Unggulan Desa BRILian, BRI Kembali Selenggarakan Bazaar UMKM
Kepala sekolah SMKN 3 Bandung, Drs. Agung Indaryatno, M.Pd, berharap agar setelah pelatihan ini para tutor sebaya terinspirasi untuk memberi edukasi kepada teman-temannya dengan berbagai cara yang menarik, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Kegiatan diawali pemaparan materi dan diskusi bertemakan tinjauan umum kesehatan reproduksi remaja putri, nutrisi yang adekuat, pubertas, menstruasi, perawatan organ reproduksi, penyakit menular seksual & HIV/AIDS, perilaku seksual remaja, kekerasan seksual, seks pranikah, kehamilan dini, dan penundaan usia pernikahan.
Baca Juga: Perluas Jangkauan Pasar, DOKU Luncurkan Inisiatif Juragan DOKU untuk Dukung Digitalisasi UMKM
Selanjutnya peserta dibagi dalam 10 kelompok kecil dengan didampingi fasilitator untuk mengerjakan modul mengenal diri, emosi, dan merumuskan cita-cita dalam aspek karir, pengembangan diri, dan keluarga.
Sesi diskusi ini menunjukkan, para remaja putri membutuhkan sosok yang bisa dipercaya tempat mereka mencurahkan isi hati dan pikiran serta mendampingi mereka menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya.
Kegiatan ditutup dengan acara yang paling ditunggu-tunggu para peserta, yaitu permainan board game “Mekar” sebagai media edukasi kesehatan reproduksi yang menghibur.