RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Masalah stunting atau gizi buruk pada balita menjadi salah satu pekerjaan yang mesti diselesaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Sadar bahwa hal ini tidak bisa dilakukan sendiri, mereka berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Diketahui, prevalensi stunting di Kota Bandung mencapai 19,4 persen atau sekitar enam ribu balita. Pemerintah daerah harus mengejar target angka tersebut bisa menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat.
Pemerintah Kota Bandung melakukan kolaborasi, salah satunya dengan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) untuk melakukan pembenahan masalah stunting. Program bertajuk Together for New Zero Stunting ini melibatkan para mahasiswa.
“Memang ada penurunan dibandingkan tahun 2021 diangka 26 persen. Nah, ini yang harus terus. Tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, kita kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Unpar,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Kenny Dewi di Kampus Unpar, Jumat (2/6).
Kerjasama untuk pembenahan masalah ini dilakukan di berbagai sektor. Di antaranya meluruskan informasi dan memperbanyak sosialisasi. Kenny mengakui masih banyak ibu hamil yang tidak tahu jangka panjang bahaya stunting.
“Kami bersama Unpar mengedukasi serta memberikan bantuan untuk ibu hamil dan menyusui,” terang dia.
Salah seorang mahasiswa Unpar yang juga Ketua Panitia, Daphne Andrea mengatakan ada puluhan mahasiswa dari berbagai jurusan yang terlibat dalam program ini. Para mahasiswa ini akan mendatangi dan melakukan pendampingan masyarakat yang menjadi sasaran.
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional ini menyatakan selain bantuan, fokusnya adalah memberikan edukasi selama tiga bulan ke depan.
“Kita tahu dampak dari Stunting itu berkepanjangan dan tidak bisa diubah, sifatnya permanen, jadi harus diintervensi dari sekarang. Program ini akan berjalan selama tiga bulan dan akan dievaluasi,” ujar Daphne.
“Kami berharap apa yang kami lakukan bisa berdampak. Mudah-mudahan Gerakan ini cakupannya bisa lebih meluas,” terang dia.
Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unpar, Ivan Sadik mengaku siap memberikan dukungan kepada para mahasiswa. Menurut dia, isu stunting yang dialami oleh masyarakat menengah ke bawah harus menjadi perhatian banyak kalangan.
“Kami tentu akan support. Ini sebagai langkah awal sasarannya di empat kecamatan di Kota Bandung selama tiga bulan. Kami akan berikan susu, vitamin, hingga keuangan bakal disalurkan secara bertahap,” terang dia.
“Kita cek dulu hasilnya bagaimana dari bantuan ini. Kalau memang bagus akan kita teruskan program bantuan ini,” ujar Ivan. (dbs)