RADARBANDUNG.id- MASYARAKAT yang melakukan investasi emas saat ini mungkin sedang maju mundur untuk jual emas di awal tahun 2023 ini. Sempat mau maju untuk menjualnya, namun juga khawatir dengan ancaman resesi global tahun ini.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyarankan kepada para investor emas untuk tetap menyimpannya. Adapun jual emas bisa dilakukan pada akhir tahun 2023.
“Posisi jual di akhir 2023, tapi sebaiknya tetap dalam posisi hold jangka pendek dulu,” kata Bhima kepada JawaPos.com, Minggu (8/1).
Baca Juga: Harga Emas 24 Karat Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Naik, Cek Daftarnya
Hal tersebut diungkapkan karena harga emas diproyeksikan akan naik tajam mencapai Rp 1,6 juta per gram pada 2023. Hal ini seiring dengan keyakinan bahwa emas adalah aset pengaman di tengah ancaman resesi global.
“Harga emas akan naik signifikan tahun ini di kisaran Rp 1,5 juta – Rp 1,6 juta per gram. Kita akan masuk pada fase emas sebagai aset pengaman di saat resesi,” ungkapnya.
Baca Juga: Butik Emas Logam Mulia Bandung Pindah Lokasi ke Graha Pos Indonesia
Bhima membeberkan ada sejumlah faktor yang akan memicu kenaikan harga emas pada tahun 2023. Mulai dari faktor inflasi yang tinggi hingga tidak ditemukannya cadangan emas dalam jangka waktu pendek untuk meredam kenaikan harga.
“Faktor inflasi yang tinggi disertai berkurangnya kesempatan kerja atau biasa dikenal dengan stagflasi akan memacu investor membeli emas dalam jumlah besar,” beber Bhima.
Kedua, beberapa negara memacu penerbitan bank emas atau bullion bank termasuk Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK). Itu artinya, emas akan jadi komoditi yang menarik dengan peminat semakin luas.
Ketiga, pengetatan moneter di negara maju membuat emas diandalkan sebagai hedging atau pelindung terhadap naiknya risiko suku bunga.