RADARBANDUNG.id- Sejarah mainan anak latto-latto yang viral belakangan ini. Banyak sekali anak-anak yang terserang “virus” latto-latto.
Latto-latto, sebuah permainan dengan 2 bandulan bola yang masing-masing diikat dengan 2 utas tali yang terhubung di satu cincin dan dimainkan dengan cara membentur-benturkan kedua bola itu hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
Dengan warna-warna yang cantik menarik mata, dan cara memainkannya yang menantang membuat anak-anak penasaran hingga kerap memainkannya. Seiring ketenarannya, harga yang dibanderol untuk sebuah latto-latto mulai merangkak naik, yang tadinya hanya Rp5 ribu, kini ada yang menjual hingga Rp20 ribu.
Sejarah Latto-latto
Meski sudah populer di Indonesia sejak 30 tahun lalu, namun latto-latto ternyata bukanlah permainan asli Indonesia. Latto-latto diperkirakan berasal dari Eropa dan Amerika Serikat yang diperkirakan muncul pada akhir 1960-an.
Permainan ini pun semakin populer pada awal 1970-an.
Baca juga: Kompetisi Latto-Latto Kurangi Kecanduan Gawai
Di Eropa, latto-latto sering disebut clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers dan clankers. Sedangkan di Amerika Serikat, selain clackers ball, ada juga yang menyebutnya Newton’s yo yo.
Tidak sampai di situ, ternyata permainan latto-latto ini sempat dilarang dan ditarik peredarannya oleh Food and Drug Administration (FDA) di tahun 1966. Alasannya karena sempat terjadi kasus di mana ada retakan latto-latto yang pecah dan mengenai anak-anak yang sedang memainkannya.
FDA sendiri sebetulnya adalah lembaga yang mengatur mengenai obat dan makanan, namun ia memiliki kewenangan melindungi orang-orang dari permainan bahaya yang mengandung bahan kimia, mudah terbakar maupun radioaktivitas.
3 tahun kemudian kewenangan mengenai bahaya permainan diawasi langsung di bawah naungan Child Protection and Toy Safety.
Mengenai fenomena latto-latto, dosen program studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari berpendapat manusia berperan sebagai homo ludens atau mahkluk yang suka bermain selalu memiliki permainan tren di setiap eranya.
Dalam hal ini, tren permainan anak-anak maupun dewasa akan mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.
“Masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgest atau yang kita sebut sebagai jiwa zaman. Kebetulan, sekarang permainan latto-latto. Siapa yang menyebabkan permainan tersebut populer, salah satunya produsen media permainan anak dan saya kira hal ini akan berulang pada waktu mendatang,” jelasnya dilansir dari laman resmi Unair pada Kamis, 5 Januari 2022.
Ia melanjutkan, kepopuleran permainan latto-latto sangat dipengaruhi dengan adanya media teknologi yang membuat permainan tersebut dikenal oleh banyak orang. Namun, kebertahanan sebuah permainan sangat ditentukan dengan kemunculan permainan-permainan berikutnya.
Sehingga, permainan lato-lato akan bertahan hingga permainan baru lainnya muncul dan menjadi tren di era selanjutnya.
Perihal nilai-nilai dalam permainan latto-latto, ia menyampaikan bahwa nilai-nilai dalam permainan anak-anak semuanya sama yaitu mengandung nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif.