RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) resmi mengumumkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2023, Senin (28/11). Berdasarkan keputusan gubernur, besaran upah yang tertuang adalah sebesar Rp 1.986.670,17.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, kebijakan itu tercantum dalam surat keputusan No. 561/kep/752/Kesra tentang upah minimum provinsi Jawa Barat tahun 2023.
“Memutuskan dan menetapkan besar upah minimum provinsi Jawa Barat tahun 2023 Rp 1.986.670,17. Besaran upah mulai berlaku dan dibayarkan 1 Januari 2023,” ujarnya.
Baca Juga: Gubernur Wajib Umumkan UMP 2023 Paling Lambat Hari ini
Setiawan menjelaskan, UMP sudah berdasarkan kajian banyak hal, antara lain rekomendasi Dewan Pengupahan serta aturan yang berlaku. Selain itu juga peraturan menteri tenaga kerja No. 18/2022 tentang formulasi perhitungan upah minimum.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Jawa Barat Rahmat Taufik Garsadi mengatakan, penetapan UMP 2023 yang diambil Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengacu Permenaker 18/2022.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Naikkan UMP 2023
Penambahan inflasi plus pertumbuhan ekonomi dikali alfa, berupa kontribusi pekerja terhadap laju pertumbuhan ekonomi tertuang dalam Permenaker 18 tersebut. Alfa itu berkisar antara 0,1 sampai 0,3 persen.
Karena itu, pihaknya sepakat mengambil nilai paling tinggi atas instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. “Dari rumus itu keluarlah kenaikan 7,88 persen. Inflasi kita kan 6,12 persen. Nah ini 7,88 persen otomatis daya beli buruh yang selama ini dituntut mereka kalau menggunakan PP 36 tertanggulangi,” jelasnya.
Sebelum ada penetapan UMP, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan adanya kenaikan nilai dari tahun 2022. Dia berharap rencana kenaikan itu dapat diterima para buruh dan berdampak positif terhadap perekonomian Jawa Barat.
“Mudah-mudahan ini bawa semangat pada buruh dan ekonomi kita terjaga. Walapun ada berita PHK itu tetap kita waspadai. Tapi untuk itu (PHK), kita ada perlindungan sosial dan pada yang tidak terdampak tolong perkuat ekonomi dengan belanja produk lokal katering dan sablon terus bergerak,” ucapnya. (sir)