News

Potensi Nanas Sebagai Alternatif Pengobatan Luka Diabetes

Radar Bandung - 29/11/2022, 22:23 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi

Raisha Az Zahra

Mahasiswa Program Studi Farmasi

Universitas Islam Bandung

INDONESIA  merupakan negara yang menduduki peringkat ke-5 sebagai negara dengan penderita diabetes tertinggi pada tahun 2021 berdasarkan International Diabetes Federation.

Penyakit diabetes atau dikenal sebagai penyakit ‘gula’ terjadi akibat tingginya kadar gula di dalam darah dan dikenal sebagai silent killer sebab tak jarang seseorang tidak menyadari gejala penyakit ini dalam dirinya serta dapat menyebabkan berbagai komplikasi kronis, salah satunya adalah luka diabetes pada kaki atau disebut juga ulkus diabetikum yang memiliki prevalensi sebesar 6,3%, dimana didominasi oleh laki-laki serta pasien Diabetes Melitus Tipe 2 berdasarkan penelitian pada tahun 2016.

Luka diabetes pada kaki ditandai dengan munculnya luka disertai keluarnya cairan berbau tidak sedap dari kaki akibat tidak terkontrolnya kadar gula darah. Pengobatan komplikasi ini perlu dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah adanya infeksi yang meluas hingga memerlukan tindakan amputasi.

Tak heran jika pasien diabetes dengan komplikasi luka diabetes pada kaki akan mengalami kualitas hidup yang menurun, merasa menjadi beban dalam keluarga, dan menyalahkan diri sendiri, sebab dalam pengobatan dan perawatannya, luka diabetes pada kaki memerlukan tiga kali lipat dana lebih banyak dibandingkan pasien diabetes tanpa luka.

Saat ini, pengobatan luka diabetes pada kaki salah satunya adalah menggunakan salep kulit Gentamisin Sulfat 0,1% yang berupa obat golongan antibiotika.

Akan tetapi, golongan antibiotika yang secara jangka panjang digunakan dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik pada pasien, yaitu kondisi kekebalan mikroba dalam pemberian antibiotik akibat perubahan genetik, sehingga tentu dapat menjadikan antibiotik yang digunakan tidak efektif kembali untuk digunakan.

Oleh karena itu, berbagai penelitian dan penelusuran pustaka terkait alternatif pengobatan luka diabetes pada kaki dilakukan untuk mengurangi adanya risiko resistensi antibiotik.

Salah satunya adalah dengan menggunakan buah Nanas (Ananas comosus) yang kaya akan kandungan enzim bromelain yang dapat membantu menyembuhkan luka akibat aktivitas debridasi luka secara enzimatis dan selektif.

Menurut penelitian pada tahun 2018 oleh Sholam,dkk, enzim bromelain dapat memberikan aktivitas debridasi yang cepat, efisien, serta aman pada luka diabetes melalui studi klinis yang dilakukan pada 24 pasien luka diabetes pada kaki yang diberikan sediaan gel mengandung 10% konsentrat enzim bromelain.

Selain itu, penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 menyatakan bahwa bromelain dapat menjadi agen debridasi luka diabetes yang aman dan efektif, serta mengurangi luka dan bakteri yang terdapat pada luka diabetes pada kaki setelah menjalani penelitian klinis pada 15 pasien menggunakan enzim bromelain yang berupa biofilm.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bromelain memiliki potensi efikasi yang baik dalam pengobatan dan perawatan luka diabetes pada kaki.

Tanah air dijuluki sebagai “Mega-Biodiversity” dimana Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, khususnya buah Nanas yang kini menjadi komoditas unggulan dengan volume ekspor paling tinggi di Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2021.

Sehingga, hal ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk dapat mengembangkan alternatif pengobatan luka diabetes pada kaki menggunakan Nanas melalui penelitian penelusuran obat baru yang nantinya dapat berkontribusi untuk menurunkan kasus serta risiko resistensi antibiotika yang disebabkan oleh luka diabetes pada kaki di Indonesia maupun secara global berkat efikasinya yang baik. (*)