News

CEO PINTU Percaya Developer Indonesia Mampu Berinovasi dengan Teknologi Blockchain

Radar Bandung - 31/08/2022, 18:31 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU, platform jual beli dan investasi aset crypto hadir dalam acara Coinfest Asia, festival crypto terbesar di Indonesia sebagai Platinum Sponsor.

Pada acara pembukaan Coinfest Asia, Founder & CEO PINTU Jeth Soetoyo hadir sebagai pembicara dengan tema bertajuk “Is Indonesia the Crypto Sleeping Giant in Asia?” bersama dengan Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tirta Senjaya, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Yos Ginting, Indodax, dan dimoderatori oleh Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia Asih Karnengsih.

Founder & CEO PINTU, Jeth Soetoyo mengungkapkan, sesuai tema yang diangkat, Indonesia dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia menjadi sangat menarik untuk perkembangan crypto.

Salah satunya jika berbicara tentang regulasi, Indonesia terdepan dibandingkan dengan negara-negara lainnya seperti adanya larangan aktivitas crypto di Cina, hingga penerapan pajak yang tinggi di India.

“Sinergitas dari pelaku usaha dan inisiatif dari Bappebti terjalin sangat baik sehingga pertumbuhan crypto yang sangat pesat dapat diimbangi dengan perlindungan yang komprehensif bagi investor,” ucap Jeth.

Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Senjaya menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara yang membuat regulasi terkait dengan transaksi aset crypto seperti regulasi, pajak, anti-money laundry, travel rule, cbdc, hingga nantinya mengenai stablecoin.

Baca Juga: Disokong Fundamental Ekonomi yang Solid, Ini Strategi Pemerintah Dukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

“Pemerintah juga sudah mengatur secara baik ekosistem perdagangan crypto, kliring, kustodian, dan sebentar lagi pembentukan bursa crypto. Seluruh aturan tersebut tujuannya untuk melindungi konsumen. Kami terus melengkapi, mengevaluasi, dan menambahkan berbagai syarat untuk melindungi konsumen,” paparnya.

Adopsi crypto di Indonesia semakin masif, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Finder Crypto Adoption Agustus 2022 yang melakukan survei ke 217,947 orang di 26 negara.

Baca Juga: Di Tengah Tekanan Ekonomi, bank bjb Optimistis Kinerja Kredit Tetap Tumbuh

Kepemilikan aset crypto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase tingkat kepemilikan di Indonesia mencapai 16 persen atau lebih tinggi dari rata-rata global 15 persen.

Ketua Kadin, Yos Ginting terus memantau perkembangan investasi crypto. Mnurutnya, penting untuk dpahami, crypto hanya salah satu pemanfaatan teknologi blockchain yang kebetulan menjadi fokus perhatian semua orang, karena nilai transaksinya besar dan partisipasi ekosistem didominasi oleh investasi karena ada opportunity untuk mendapatkan keuntungan.

“Padahal pemanfaatan teknologi blockchain itu sangat luas sekali dan Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan teknologi blockchain,” imbuhnya.