RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Unisba menggelar Rapat Kerja (Raker) Struktural tahun 2022 dengan mengangkat tema “Strategi Internasionalisasi Tridharma Menuju Rekognisi Unisba di Asia” yang dilaksanakan di Aula Unisba, Selasa (17/5/2022).
Kegiatan ini diikuti sebanyak 108 orang peserta yang merupakan pejabat struktural di lingkungan Unisba terdiri dari Dekan, Wakil Dekan, Kepala Program Studi, Kepala Bagian, Kepala Unit Pelayanan Teknis, Kepala Kantor, Ketua Lembaga, serta Sekretaris Bagian dan Lembaga.
Rektor Unisba, Prof Edi Setiadi mengatakan, momentum Raker ini harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk merumuskan, merancang dan mengatur strategi dalam menghadapi kehidupan perguruan tinggi dengan segala dinamikanya.
“Kita harus cermat dan tepat merumuskannya apalagi dalam suasana dunia yang penuh disrupsi. perkembangan ini telah banyak menghadirkan perubahan signifikan dalam dunia pendidikan tinggi. Kita harus pandai-pandai menempatkan diri supaya perguruan tinggi kita tetap berada pada barisan perguruan tinggi yang diperhitungkan dan memberi kemanfaatan dan kebanggaan kepada umat selaku Stakeholder utama,” ungkapnya.
Prof Edi mengajak kepada seluruh civitas akademika Unisba untuk melihat era disrupsi dengan segala akibat turunannya sebagai suatu sunnatulloh, yakni keberkahan bagi Unisba.
“Era disrupsi ini telah memantik kesadaran kita bahwa dalam bekerja dan mengelola Unisba tidak boleh diam pada zona nyaman akan tetapi kita harus bangun dan melakukan sesuatu yang tidak biasa, itulah spirit kita spirit seorang mujahid, mujtahid dan mujaddid,” ujarnya.
Baca Juga: Unisba Gelar SpeSIA dengan 1.237 Artikel, Wakil Rektor: Karya Terbaik akan Didaftarkan HAKI
Prof Edi menekankan, Raker ini harus dapat merumuskan strategi yang tepat terutama dalam hal pertimbangan prodi yang kurikulumnya akan mengalami perubahan untuk menyesuaikan dan relevan dengan kemajuan industri.
“Penumbuhan kreativitas mahasiswa karena pada zaman sekarang kreatifitas berada pada puncak keterampilan yang paling dibutuhkan. Selain itu sistem pembelajaran dan perkuliahan juga harus terus dikembangkan yang tidak hanya online, blended atau hybrid,” imbuhnya.
Baca Juga: Sivitas Akademika Unisba Diberi Penghargaan Dalam Gelaran 3rd Resvex 2022
Prof Edi menambahkan, peningkatan kualitas dan kompetensi dosen harus menjadi target utama dari para dekan dan universitas. Sesuai dengan arahan kementrian pendidikan dan kebudayaan bahwa profesi dosen memerlukan penguatan kompetensi meliputi educational competence, competence in reseach, competence for technological commercialization, competence in globalization, dan competence in future.
“Peran dosen akan menjadi fasilitator dan penggerak mengubah mindset atau pola pikir untuk menyiapkan kampus masa depan yang fleksibel, adaptif, kampus yang memberikan ruang untuk bersemaianya tunas-tunas untuk mencari jati diri dan potensinya menjadi SDM yang unggul. Dosen tidak lagi hanya menjadi sumber pembelajaran, tetapi harus mampu menjadi mentor dan motivator juga inspirator dalam mengembangkan imajinasi para mahasiswanya,” tandasnya.