RADARBANDUNG.id, NGAMPRAH- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum sepenuhnya berjalan, Senin (20/9/2021).
Sejumlah sekolah di KBB dinilai belum memenuhi persyaratan untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Data yang diperoleh Radar Bandung, sejumlah sekolah di KBB telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di hari perdana Senin, yakni TK/PAUD sebanyak 55 sekolah, Sekolah PAUD sejenis (SPs) sebanyak 66, kelompok bermain 34, TPA 1 serta SD sebanyak 472 dan SMP 102 sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih mengakui, sekolah tatap muka perdana hari ini tidak diikuti serentak oleh semua sekolah.
Menurutnya hal demikian untuk memastikan pelaksanaan sekolah tatap muka di KBB berjalan dengan aman, baik bagi siswa maupun guru.
“Sisanya (sekolah yang belum melaksanakan PTM) dalam proses, karena mekanisme ini tidak bisa secara langsung keseluruhan. Tapi di sini ada hulu dan hilir,” ujar Asep usai melakukan monitoring di SMPN 3 Ngamprah, Senin (20/9).
Asep mengatakan, hingga saat ini proses verifikasi terhadap sekolah lain untuk bisa memulai pelaksanaan PTM terbatas terus dilakukan melalui sidang pleno Satgas Covid-19 tingkat Kabupaten. Sementara proses verifikasi jenjang SD dilakukan Satgas tingkat kecamatan.
“Dari desa itu terdiri dari Kepala Desa (Kades) setempat, komite sekolah. Kemudian aparat kewilayahan lain seperti Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang dilaporkan ke kecamatan,” jelasnya.
Baca Juga: Fix, Sekolah di Bandung Barat Bakal Gelar PTM pada 20 September
“Maka tidak semua sekolah di KBB bisa melaksanakan PTM terbatas hari ini, tapi dalam proses, karena kami pun tidak mau kecolongan untuk kesehatan dan keselamatan juga keamanan guru,” tambahnya.
Jadi, Asep memastikan, sekolah di KBB yang telah menggelar PTM terbatas hari ini telah siap melaksanakan pembelajaran.
Baca Juga: Persiapkan PTM, Disdik KBB Bentuk Satgas di Setiap Sekolah
“Kalau siswa yang suhu tubuhnya tinggi sudah ada ruang isolasi, jadi sebelum masuk tes suhu tubuh dulu, kalau terjadi suhu tubuh melebihi batas normal anak itu tidak boleh masuk,” jelasnya.
Lebih lanjut, Asep menjelaskan, soal monitoring sekolah lain akan dilakukan satu pekan ke depan agar evaluasi dapat dilakukan setiap hari.
Baca Juga: SMA di Bandung Barat Mulai PTM 20 September
“Kebetulan hari ini saya mengambil contoh di sini mungkin saya sekarang ke Rongga, mungkin besok ke Cipongkor. Jadi mekanismenya tidak ada kota tidak desa sama prosedurnya,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu siswa SMPN 3 Ngamprah, Lena Karlena mengaku gembira bisa kembali ke sekolah dan mendapatkan pelajaran langsung dari guru secara tatap muka.
“Kalau di rumah jenuh, kan kalau di sekolah langsung dijelasin sama guru jadi ngerti,” tandasnya.
(kro/radarbandung)