37 Ribu UMKM di Jawa Barat Terdampak Pandemi COVID-19, Atalia: Jangan sampai Terpuruk
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil mengatakan jika, persaingan usaha di tengah pandemi Covid-19 meningkat tajam.
Pasalnya, nyaris semua masyarakat dari berbagai profesi berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk itu, produk usaha yang dibuat harus kreatif dan menarik sehingga mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya.
“Ada 4 (empat) hal yang harus diperhatikan sebelum menjual produknya,” ucap Atalia pada Pembukaan Pelatihan Teknis Substantif di bidang Kemasan dan Menjahit bagi UMKM di Lingkungan Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Selasa (8/9).
Pertama, kata Atalia, produk itu harus dibutuhkan. Kedua, produk harus disukai untuk itu pentingnya survei pasar.
Ketiga, produk harus diketahui untuk itu harus ada strategi pemasarannya. Keempat, produk itu harus ada target sasarannya jadi produk bisa dibeli dan ada pembelinya.
Atalia mengakui, pandemi covid-19 telah membuat semua sektor usaha mengalami kehancuran.
Bila krisis ekonomi 1998 yang terdampak hanya sektor usaha menengah dan besar, namun dengan pandemi covid-19 hampir semua sektor usaha dan sektor kehidupan, termasuk sektor UMKM.
Data dari Dinas KUK Jabar dari 4,9 juta UMKM, hampir 37.000 UMKM terdampak.
Meski begitu, kata Atalia, jangan sampai terpuruk dan tidak bangkit lagi.
“Jadikan pandemi sebagai peluang untuk mengembangkan usaha kita.” ucapnya dilokasi acara, di Hotel Grand Cordela Bandung.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas KUK Jawa Barat, ungkap Atalia telah melakukan berbagai pemulihan melalui pembuatan masker oleh UMKM, program One Pesantren One Product (OPOP), UMKM Juara.
Ada juga Bumdes, program PKK, UPPKS dan lainnya semua dalam rangka pemulihan ekonomi di Jawa Barat.
Baca Juga: Atalia Ngojek… Warganet: Smua Lewaaaaaatt…
Ia juga menegaskan, pandemi juga merubah pola kebutuhan masyarakat.
Bila dulu masyarakat lebih mengedepankan gaya hidup, saat ini justru masyarakat lebih mengedepankan kebutuhan inti seperti kesehatan, pangan dan teknologi informasi.