RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum lama ini menyepakati investasi 26 proyek strategis senilai Rp 53,8 triliun. Investasi ini berasal dari luar maupun dalam negeri. 26 proyek investasi ini diperkirakan bisa menyerap 30.000 tenaga kerja serta akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan, investasi ini masuk dari kunjungan kerja ke luar negeri, selama hampir setahun bersama tim Pemerintah Provinsi Jabar. Dia menyebut, investasi yang masuk bukan hanya berasal dari sektor industri dan infrastruktur, tapi juga pariwisata.
Pada penandatanganan MoU project di Jabar, 26 project investasi ini memiliki nilai investasi sekitar Rp 53,8 triliun. Sementara pada realisasinya, investasi ini bakal diprogramkan di sektor industri manufaktur, energi pariwisata, dan pangan. Pasalnya, ditengah ekonomi global, perekonomian di Jabar tidak hanya terbangun melalui sektor manufaktur saja.
Dari sisi investor, ketua Kompartemen Industri Gas Bumi dan Perminyakan Bidang 3 BPP HIPMI sekaligus CEO Aico Energi, Ainun Rochani mengatakan, investasi yang terjalin antara Aico Energi dengan Pemprov Jabar senilai Rp 709,4 miliar dalam penyediaan dan distribusi liquefied natural gas (LNG).
Untuk informasi, Aico Energi merupakan perusahaan energi di Indonesia yang bergerak pada bidang gas. Perusahaan ini bekerjasama dengan seluruh pemerintah di Indonesia untuk membangun ketahanan energi.
Ainun menyebutkan sedianya target investasi terdiri atas tiga hal, yaitu regulasi, birokrasi, dan eksekusi. Dia pun mengaku regulasi dan birokrasi di Jabar telah mendukung untuk terjalinnya investasi demi pembangunan daerah. Hanya saja, itu semua terhambat dalam hal eksekusi.
“Di Jabar regulasi ini sudah mantap banget nih. Didukung semuanya sama pemerintah dan gubernur, birokrasinya juga bagus. Tinggal nomor tiga, yaitu eksekusinya di lapangan,” katanya di Hilton Hotel Bandung, Minggu (16/02).
Ia mengaku, Aico Energi sudah bawa uang sebesar Rp 500 juta US Dollar dan pada kegiatan West Java Investment Summit, pihaknya menyalurkan dana Rp 700 miliar untuk berinvestasi di Jabar. “Tinggal Pemprovnya saja mau investasi di mana,” sambungnya.
Kendati demikian, pihaknya menyadari proses administratif yang panjang membuat rencana ini agak tersendat. Apalagi diperlukan persetujuan dari pusat untuk memulai bidang investasi yang sudah terjalin. Lebih lanjut, dana Rp 500 juta US Dollar yang ditawarkan bisa digunakan pemprov untuk pembangunan di sektor energi, mulai dari gas, waste energi, atau sampai menjadi gas, hingga penyediaan dan distribusi LNG.
“Ada 10 sampai 11 potensi yang ditawarkan di bidang energi. Karena kita selain investor, kita juga penyediaan jasa dan transfer energi. Kita juga mengerjakan supaya lapangan kerja tercipta. Adapun yang sudah kita tandatangani investasi LNG itu Rp 700 miliar. Masih terbuka banyak, tinggal secepat apa PR eksekusi lagi,” jelasnya.