RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Peran strategis pariwisata dalam perekonomian negara diprediksi akan meningkat sebagai salah satu industri terbesar di dunia. Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam launching West Java Calendar of Event (CoE) and Festival 2020 di Ballroom Trans Luxury Hotel, Rabu (22/01/2020).
CoE 2020 merupakan rangkuman event di Jabar yang diharapkan memenuhi standar 3C, yakni Creative Value (nilai kreativitas), Commercial Value (nilai komersil), dan CeO Commitment (komitmen kepala daerah dalam mengembangkan pariwisata daerahnya).
Emil mengatakan, festival wisata yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar jumlahnya ribuan. Mulai dari festival berskala kecil yang digelar kewilayahan sampai besar yang diadakan setiap kabupaten/kota.
Pada CoE 2020, Disparbud Jabar mengklasifikan menjadi 167 festival yang diharapakan bisa menggenjot perekonomian di Jabar.
“167 festival ini unggulan dan bisa menjadi perkuatan ekonomi di Jabar,” katanya.
Ia menambahkan festival-festival ini akan diselenggarakan di 27 kabupaten/kota dan memiliki muatan bervariasi seperti olahraga, tradisi, religi, hingga musik. Setiap daerah akan memiliki ciri khas yang jadi daya tarik wisatawan.
Sedangkan dari sisi perputaran ekonomi, angka yang bisa didapat Jabar dari penyelenggaraan festival ini bisa mencapai satu triliun rupiah. Meski belum dihitung jumlah pastinya, Emil optimis perputaran uang pada festival ini akan sangat banyak.
Menurutnya dari seluruh festival yang sudah teragenda, ada 5 festival yang diunggulkan, yaitu Festival Asia Afrika di Kota Bandung, Festival Cap Gomeh di Bogor, Festival Keraton di Cirebon, Festival Jatigede di Sumedang, dan Acara Kebudayaan Priangan di Garut.
Emil mengungkapkan kelima festival ini disebut unggul karena dalam pengerjaannya ada bantuan dari pemerintah pusat secara langsung demi menyukseskan kegiatan tersebut, juga dianggap mampu menarik wisatawan untuk datang ke daerah tersebut.
Pada 2018, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jabar mencapai 65,90 juta orang, terdiri dari 63,30 juta wisatawan domestik dan 2,60 juta wisatawan mancanegara. Angka ini menandakan kalau wisatawan betah dan menyukai dengan pariwisata di Jabar.
Ditempat yang sama Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran 1 Kemenparekraf, Rizki Handayani mengatakan saat ini pemerintah sudah berhasil dengan branding ‘Wonderful Indonesia’. Untuk memperkuat hal itu, ditahun 2020 pemerintah pusat fokus pada konten kepada calon wisatawan.
Selanjutnya, untuk menggenjot perekonomian pihaknya akan melakukan cara bagaimana wisatawan mengeluarkan uang lebih banyak yang nanti bisa mempengaruhi devisa negara. “Cara spendingnya misal pesan kamar hotel lebih lama waktunya, produk lebih banyak, atau membeli experience lebih lama,” ucapnya.
Dia juga menyambut baik inovasi CoE yang dibuat pemprov Jabar sehingga calon wisatawan sudah menjadwalkan festival-festival mana saja yang akan didatangi. Menurutnya, pengelolaan kalender event dinilai penting karena mendukung amanat Presiden RI, Jokowidodo dalam mengemas Quality Tourism.
“Ini menjadi sangat penting karena sekarang ini setelah dicanangkan oleh presiden bahwa ke depan yang akan dikembanhkan adalah quality tourism. Jadi bukan berarti jumlah wisatawan itu tidak penting, tapi siapa wisatawan dan berapa ratingnya itu yang penting,” tandasnya.