RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Transformasi dunia fotografi di era digital saat ini kian beragam, salah satunya bentuk karya audio visual. Melihat fenomena perkembangan digital yang begitu pesat itulah yang melatarbelakangi terbentuknya Lensa Community, dengan melahirkan program Lensa Academy yakni wadah untuk memperkaya pengetahuan dalam menghasilkan karya visual berkualitas.
Perwakilan Lensa Academy, Sigit Diapsoputra mengungkapkan, untuk tahun kedua ia menyasar 10 kota diantaranya Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang, Purwokerto, Jember, Malang, Banjarmasin dan Pontianak.
“Tahun lalu kami hanya 3 kota saja, Bandung tidak masuk diantaranya. Untuk tahun ini kita mengambil Bandung sebagai kota pertama,” ujarnya saat ditemui di Gedong Putih, Jalan Sersan Bajuri, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (27/1).
Sigit menyebut, Lensa Academy juga merupakan program talent scouting atau ajang pencarian bakat dibidang audio visual termasuk fotografi.
Tema yang dipilih adalah ‘Capture to Print’ untuk di Kota Bandung, sementara kota lainnya ada tema yang berbeda dengan menghadirkan ahli dibidangnya.
“Kami menghadirkan Jozz Felix sebagai pembicara. Ia seorang fotografer terkenal dengan karya-karya bertema black and white,” ucapnya.
Tak hanya Felix, ada beberapa ahli lainnya yang menjadi pembicara untuk mewakili genre karya audio visual seperti videografer, vlogger dan drone pilot untuk dipilih 30 terbaik dari 10 kota dan akan di akademikan 4 orang terbaik.
“Empat orang itu yang berangkat ke lensa project, capture vietnam, untuk ditantang berkolaborasi membuat karya visual yang paling keren. Nantinya setelah mereka pulang akan dipamerkan kepada publik di Jakarta,” tuturnya.
Sementara itu, Jozz Felix menambahkan, di era digital banyak fotografer yang kian dimanjakan dengan kecanggihan teknologi kamera.
“Jadi seorang fotografer sejati itu bujan hanya soal kamera mahal dan canggih saja, ada banyak faktor untuk bisa menghasilkan gambar bagus dan bisa dinikmati banyak orang dalam pameran ataupun photobook,” ucap Felix.
Menurut Felix, hadirnya Lensa Academy di Bandung akan memberikan pengalaman baru bagi seorang fotografer. Tak hahya hunting foto, melainkan terlibat di dalam dapur percetakan hingga akhirnya sebuah karya terlihat sempurna.
“Kalau di cetak, ada emosi yang berbeda dari sebuah foto. Karena jika sekedar dipajang di media sosial, suatu saat sebuah teknologi akan mengambil eror, maka kita tidak bisa melihat foto itu lagi,” bebernya.
Ia yang juga berperan sebagai seorang juri menilai, semua foto layak di print karena tidak ada foto yang jelek. Melainkan, bagus atau bagus banget.
“Kita tidak bisa menjuge seseorang, karena tidak akan pernah tau apa makna yang ingin ia ambil dari foto. Namun, untuk dilombakan saat ini saya menginginkan sebuah foto yang mampu bercerita,” pungkasnya.(nda)