RADARBANDUNG.ID,BANDUNG – Upaya menyadarkan kaum milenial dalam menangkal hoax, Tim Nasional Sahabat Rakyat Indonesia adakan diskusi dengan milenial Kota Bandung di Posko Bersama Jokowi-Amin di Jalan Tamblong, Kota Bandung, Kamis (23/1/2019).
Anggota Tim Nasional Sahabat Rakyat Indonesia, Khaerudin Nurman mengatakan, tujuan acara tersebut adalah upaya menyadarkan milenial untuk membersihkan hoaks di media sosial.
Pasalnya, banyak hoaks berseliweran pada tahun politik ini, terlebih lagi menyerang salahsatu kubu Pilpres.
Ia juga memberikan contoh, pemerintah selama ini sudah membangun infrastruktur bangsa dengan kerja nyata.
Namun fakta itu malah diputarbalikan oleh pihak oposisi di media sosial.
“Pemerintah sudah membangun kenyatan-kenyataan, namun ada yang mencoba sesuatu tersebut menjadi kebohongan dengan melibatkan fitnah dan segala macam,” ujar Khaerudin.
Dengan seperti itu, ia tidak ingin kaum milenial hidup di Indonesia dengan dibangun oleh kebohongan-kebohongan.
Milenial harus berani memberantas hoaks dengan intelektualitas mereka.
“Kami lakukan untuk meluruskan hal itu, karena generasi milenial atau muda yang paling banyak mengkonsumsi media sosial,” kata Khaerudin.
Sedangakn, tokoh pemuda Bandung, Hendra Guntara menyampaikan, pemuda di Bandung sebenarnya lebih mudah melawan hoaks karena mereka cenderung melek Teknologi Informasi (IT).
Sehingga ketika menerima informasi tidak mudah percaya begitu saja.
“Tentang tingkat kesulitan, tidak sulit karena teman kaum muda milenial di Bandung mayoritas banyak yang berpendidikan, cerdas dan melek IT,” kata pria yang akrab disapa Hegun itu.
Namun dalam konteks literasi media, Hegun mengakui masih ada kekurangan.
Maka dari itu aspek kritis generasi muda sangat penting untuk terus ditingkatkan, contohnya melalui berbagai diskusi.
“Hoax itu tersebar dimana mana sehingga justru kita yang harus cerdas memverifikasi isu dan informasi yang didapat,” sambung Hegun.
Menurut Hegun, salah satu platform penyebaran hoaks yang terselubung adalah melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp.
Beruntung sekarang WhatsApp sudah memiliki fitur membatasi forward (meneruskan) pesan maksimal lima kali. Hendra pun setuju fitur itu untuk meminimalisir hoaks.
“Membatasi forward di WA sebanyak lima kali itu sangat membantu, tapi yang paling efektif kita sebagai pengguna medsos jika menerima informasi hoaks mending langsung dilaporkan saja,”pungkasnya.
(azs)