RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Jabar Berbagi bukan sekadar kegiatan sosial tahunan, tetapi merupakan perjalanan panjang sebuah gerakan kebaikan yang telah memberikan kebahagiaan bagi ribuan anak yatim dan dhuafa di Jawa Barat. Di balik kesuksesan ini, ada kisah inspiratif asal mula Jabar Berbagi Founder Berbagi Land Rover Club Bandung (LRCB) Yedi Irwandi, pendiri Berbagi yang kini berkembang menjadi Jabar Berbagi. Melalui semangat kebersamaan, kegiatan berbagi telah menjelma menjadi salah satu aksi sosial terbesar di Jawa Barat yang melibatkan banyak elemen masyarakat, mulai dari komunitas kecil hingga dukungan pemerintah provinsi.
Yedi Irwandi menjelaskan tahun 2008 memulai kegiatan sosial ini dengan nama Land Rover Club Bandung Berbagi. Kegiatan berbagi awalnya hanya dilakukan dua kali dalam setahun dengan melibatkan sekitar 150 anak yatim dan dhuafa. Dengan keterbatasan sumber daya, kegiatan berbagi berjalan dengan penuh semangat, mengandalkan sumbangan dari para dermawan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap anak-anak yang membutuhkan. Namun, perjalanan ini sempat terhenti selama dua tahun sebelum kembali berjalan tahun 2011 dengan nama baru, Bandung Berbagi.
Yedi mengungkapkan pada tahun 2011, jumlah penerima manfaat meningkat menjadi 250 anak. Gerakan berbagi semakin berkembang dan menarik perhatian banyak pihak, termasuk Gubernur Jawa Barat saat itu, Ahmad Heryawan (Aher), beserta istrinya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, Bandung Berbagi pun bertransformasi menjadi Jabar Berbagi menjangkau lebih banyak anak dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat. Perubahan nama ini menjadi titik penting dalam sejarah perjalanan Jabar Berbagi, karena menandai ekspansi dan peningkatan skala kegiatan yang lebih besar dari sebelumnya.
Baca juga: Harmoni Ramadan Berbagi Berkah, Menguatkan Ikatan
Menurut Yedi seiring waktu, Jabar Berbagi terus berkembang dan semakin dikenal sebagai gerakan sosial besar. Salah satu puncak kegiatan berbagi terjadi saat diadakan di Gedung Sate, dengan jumlah peserta mencapai 750 anak. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Sukabumi, Tasikmalaya, dan Garut, menunjukkan gerakan ini telah menjadi agenda besar yang melibatkan seluruh wilayah Jawa Barat.
Yedi menambahkan dalam acara Jabar Berbagi anak-anak diajak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti Museum Geologi, sebelum akhirnya berkumpul di Gedung Sate untuk mengikuti rangkaian kegiatan utama. Kunjungan ke Museum Geologi menjadi salah satu tradisi yang terus dipertahankan, karena memberikan wawasan edukatif bagi anak-anak yang jarang mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar lingkungan mereka. Selain itu, di Gedung Sate, mereka mendapatkan pengalaman yang lebih luas tentang pemerintahan daerah dan sejarah Jawa Barat.
Yedi pun menjelaskan seiring dengan berkembangnya skala acara, lokasi penyelenggaraan pun mengalami beberapa perubahan. Setelah beberapa tahun di Gedung Sate, kegiatan ini sempat diadakan di Polda Jabar sebelum akhirnya dipindahkan ke Masjid Al-Jabar pada tahun 2024. Pemindahan lokasi ini didasarkan pada berbagai pertimbangan, termasuk kapasitas tempat dan kenyamanan anak-anak peserta.
Yedi menyampaikan tahun 2025 penyelenggara sempat khawatir dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil. Target awal peserta adalah 500 anak, tetapi yang hadir sebanyak 497 anak dari berbagai daerah, termasuk Lembang dan Cileunyi. Meskipun ada sedikit penurunan dari target, semangat berbagi tidak luntur, dan seluruh peserta tetap mendapatkan pengalaman dan kebahagiaan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Yedi mengungkapkan Jabar Berbagi kali ini tetap mengusung konsep gotong royong dengan dukungan berbagai komunitas, termasuk Land Rover Club Bandung dan VW Club Bandung. Konsep gotong royong ini menjadi kunci utama keberlanjutan kegiatan, di mana semua elemen masyarakat turut berperan aktif dalam memberikan bantuan. Tidak ada biaya yang dibebankan kepada anak-anak peserta, karena seluruh kebutuhan acara berasal dari sumbangan para donatur yang ingin berbagi kebahagiaan.
Yedi menjelaskan para donatur diberikan kebebasan untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuan mereka. Ada yang menyumbangkan amplop berisi uang saku, paket makanan, hingga perlengkapan sekolah. Tahun 2025 pemerintah daerah juga turut berpartisipasi. Kepala Bappeda Jabar menyalurkan 200 amplop dengan total dana Rp10 juta. Selain itu, dukungan dari berbagai pihak seperti Yayasan Salman ITB, komunitas alumni, dan berbagai rumah makan yang menyumbangkan makanan menjadi bukti nyata Jabar Berbagi telah menjadi gerakan kebaikan yang melibatkan banyak pihak.
Baca juga: Menggali Hikmah Shaum Ramadan di Tengah Krisis Moral Bangsa
Menurut Yedi sejak pertama kali digagas, Jabar Berbagi belum pernah mencapai target 1.000 anak dalam satu penyelenggaraan. Namun, Land Rover Club Bandung optimis dalam waktu dekat, target tersebut bisa tercapai. Dengan semakin banyaknya donatur yang terlibat, serta semakin luasnya jaringan komunitas yang mendukung kegiatan ini, bukan tidak mungkin Jabar Berbagi bisa menjadi lebih besar di masa depan.
“Setiap tahun kita selalu berusaha meningkatkan jumlah penerima manfaat. Semoga tahun depan kita bisa menyentuh angka 1.000 anak. Ini bukan sekadar angka, tetapi bentuk kepedulian kita untuk lebih banyak berbagi,” ujar Yedi, Gor Dispora, Arcamanik, Kota Bandung, Sabtu (15/3/2025).
Yedi menambahkan melalui semangat kebersamaan dan dukungan dari para donatur, Jabar Berbagi bukan hanya sekadar kegiatan tahunan, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang terus berkembang. Melalui kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat, kegiatan Jabar Berbagi diharapkan dapat membawa harapan dan kebahagiaan bagi lebih banyak anak yatim dan dhuafa di masa mendatang.
“Jabar Berbagi telah membuktikan kebaikan yang dimulai dari langkah kecil dapat tumbuh menjadi gerakan besar yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas,” pungkas Yedi.(dsn)