RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Di tengah maraknya kasus hukum dan krisis moral yang melanda bangsa kita, yang ditandai dengan maraknya kasus korupsi, pelanggaran hukum, dan ketidakadilan di Indonesia, shaum Ramadan menjadi pengingat bagi kita untuk kembali kepada prinsip-prinsip Islam yang menegakkan kejujuran, keadilan, dan integritas.
Bulan Ramadan hadir sebagai momen yang tepat untuk menggali hikmah dan memperbaiki diri.
Shaum Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan norma masyarakat.
Baca Juga : Keberhasilan Cokelat Ndalem jadi Bukti Nyata Keberpihakan BRI terhadap UMKM
Secara fundamental, shaum Ramadan mengajarkan kita untuk mengontrol hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Terlebih lagi dengan merajalelanya krisis moral, menjamurnya para koruptor yang akhir-akhir ini menjadi penghias media massa dan media sosal.
Seperti Kasus Korupsi Tata Niaga Timah dengan kerugian negara mencapai sekitar Rp300 triliun, termasuk dampak kerusakan lingkungan yang signifikan, Kasus Tata Kelola Minyak Mentah (oplos bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 menjadi RON 92) di Pertamina yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp193,7 triliun.
Tentu masih banyak lagi kasus-kasus degradasi moral lainnya.
Dengan berbagai krisis moral bangsa, maka shaum dapat menjadi sarana refleksi diri untuk mengevaluasi tindakan-tindakan kita dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
Ini juga menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan pentingnya kejujuran, integritas, dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Minyakkita Tak Sesuai Takaran Ditemukan di Bandung Barat
Shaum mengajarkan kita untuk tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga hawa nafsu yang bisa membawa kepada perbuatan melanggar hukum. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Shaum adalah perisai, maka apabila salah seorang di antara kalian sedang bershaum, janganlah berkata kotor dan jangan berbuat kegaduhan.'” (HR. Bukhari dan Muslim)
Shaum Ramadan juga menjadi pengingat bagi mereka yang memiliki kekuasaan untuk tidak menyalahgunakan amanah yang diberikan. Rasulullah SAW bersabda:
Setiap kalian adalah pemimpin
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengingatkan bahwa setiap individu, khususnya pemimpin, memiliki tanggung jawab besar di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu, shaum Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan sejauh mana kita telah menjalankan amanah dengan baik terutama di tengah maraknya kasus hukum yang mencederai moral bangsa, sekaligus momentum yang tepat untuk menggali hikmah dan memperbaiki diri.
Hadapi krisis moral dengan lebih bijak
Semoga dengan memaknai shaum Ramadan secara lebih mendalam, kita dapat menghadapi krisis moral dengan lebih bijak dan membangun bangsa yang lebih baik dan bermartabat.(**)