Ramadan Menempa Ketakwaan dan Empati

Pembina Majelis Taklim (MT) Thohirul Qolbi, Ustadz Ikhsan Syaban, Ramadan tahun ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena tidak ada jaminan seseorang dapat menemui Ramadan berikutnya, Kota Bandung, Jumat (7/3). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Ramadan bukan sekadar bulan penuh keberkahan, tetapi juga masa pembentukan karakter bagi setiap muslim, Ramadan menempa ketakwaan dan empati. Pembina Majelis Taklim (MT) Thohirul Qolbi, Ustadz Ikhsan Syaban menegaskan tujuan utama ibadah shaum adalah mencapai derajat taqwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 183.

“Puasa di bulan Ramadan menempa ketakwaan bentuk pelatihan diri untuk menjadi pribadi yang bertakwa. Ketakwaan itu sendiri berarti menjauhi segala larangan dan melaksanakan segala perintah Allah SWT. Dengan demikian, setelah Ramadan berlalu, kita tetap berada di jalur yang benar,” ujar Ustadz Ikhsan saat ditemui usai kajian di Bandung, Jumat (7/3/2025).

Ustadz Ikhsan menjelaskan selain sebagai ibadah, shaum juga memberikan banyak manfaat bagi tubuh dan jiwa. Secara fisik, puasa membantu menyehatkan tubuh dan meningkatkan sistem imun. Sementara itu, secara mental, Ramadan membentuk pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi ujian hidup selama 11 bulan ke depan.

Baca juga: Ramadan Momentum Refleksikan Iman dan Ilmu Pengetahuan

“Puasa melatih kesabaran dan mengendalikan hawa nafsu, yang merupakan musuh terbesar manusia. Dengan mengikuti aturan shaum, kapan mulai dan kapan berhenti makan, kita sebenarnya sedang melatih disiplin dan kendali diri,” ungkapnya.

Menurutnya, semakin seseorang disiplin menjalankan ibadah di bulan Ramadan, semakin ia terbiasa untuk taat kepada aturan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Ustadz Ikhsan mengungkapkan lebih dari sekadar ibadah individu, melalui puasa juga mendidik umat Islam untuk lebih peduli terhadap sesama. Dengan merasakan lapar dan dahaga, seorang muslim diingatkan masih banyak orang yang hidup dalam kekurangan.

“Shaum bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang merasakan penderitaan mereka yang kurang beruntung. Oleh karena itu, zakat dan sedekah menjadi bagian penting dalam bulan puasa untuk mengurangi kesenjangan sosial,” jelasnya.

Ustadz Ikhsan menambahkan dalam kondisi ekonomi yang sulit, seperti maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi saat ini, Ramadan menjadi momentum bagi umat Islam untuk lebih peka terhadap sesama.

Lebih lanjut, Ustadz Ikhsan mengingatkan Ramadan tahun ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena tidak ada jaminan seseorang dapat menemui Ramadan berikutnya.

“Banyak orang yang tahun lalu masih berharap bisa bertemu Ramadan tahun ini, tetapi takdir berkata lain. Maka, mari kita manfaatkan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ungkapnya.

Baca juga: Meraih Keberkahan Ramadan dengan Ketakwaan dan Tawakal

Ustadz Ikhsan menyampaikan Ramadan juga membawa berbagai keistimewaan, termasuk malam Lailatul Qadr yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Selain itu, Allah SWT telah menjanjikan pintu khusus di surga, yaitu Ar-Rayyan, bagi mereka yang berpuasa dengan penuh keimanan.

“Shaum adalah ibadah yang langsung mendapatkan balasan dari Allah SWT. Hadiah bagi orang yang berpuasa dengan iman dan ikhlas adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu,” jelasnya, mengutip hadits riwayat Imam Bukhari.

Ustadz Ikhsan mengajak seluruh umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah selama Ramadan. Menurutnya, bulan ini adalah kesempatan terbaik untuk menempa diri menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih disiplin, dan lebih peduli terhadap sesama.(dsn)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D