RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Musim hujan ancaman banjir menghantui Kota Bandung dari Januari hingga awal Maret 2025, sudah sembilan kejadian banjir tercatat di berbagai titik, mulai dari Komplek Adipura, Rancasari, Andir, hingga Derwati. Tingginya curah hujan dan kapasitas drainase yang tidak memadai menjadi penyebab utama. Namun, persoalannya lebih dari sekadar hujan ancaman banjir mitigasi bencana yang masih lemah memperparah situasi.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan Diskar PB Kota Bandung, Dian Rudianto mengakui beberapa kolam retensi yang ada tidak mampu menampung air dalam jumlah besar.
“Ini siklus tahunan. Kota Bandung memang rawan banjir di musim hujan, tapi kalau sistem drainase lebih baik, dampaknya bisa diminimalkan,” ujar Dian, Rabu (5/2/2025).
Baca juga: Puncak Musim Hujan Masih Panjang, BPBD Kota Cimahi Imbau Warga Waspada
DPRD Kota Bandung menyoroti belum adanya masterplan sistem drainase yang jelas. Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana menyayangkan lambatnya perencanaan infrastruktur air.
“Sampai hari ini kita masih belum memiliki rencana menyeluruh soal aliran air dari selokan kecil ke sungai besar. Ini harus segera diselesaikan,” tegas Andri Rusmana.
Andri Rusmana menjelaskan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) sebenarnya telah menjalankan program Mapag Hujan bersama Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga. Kegiatan mencakup pembersihan saluran air, sungai, hingga penanaman pohon di daerah hulu sebagai langkah preventif.
Andri menambahkan apakah langkah-langkah ini cukup? Nyatanya, banjir tetap terjadi, dan sistem drainase masih jauh dari kata optimal.
Menurutnya DPRD Kota Bandung mendorong percepatan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang diharapkan bisa meningkatkan koordinasi dalam penanganan bencana.
Baca juga: Tanggap Bencana Banjir Jabodetabek, BRI Peduli Gerak Cepat salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak
“Mudah-mudahan pertengahan tahun ini BPBD bisa mulai beroperasi,” ungkap Andri.
Andri mengungkapkan keberadaan BPBD bukanlah jaminan masalah banjir akan selesai. Tanpa perbaikan tata kelola air yang menyeluruh dan tanpa partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan, pembentukan BPBD bisa jadi hanya menambah struktur birokrasi tanpa dampak nyata di lapangan.
Andri menyampaikan musim hujan akan terus datang setiap tahun, dan banjir bukan lagi sesuatu yang mengejutkan bagi warga Kota Bandung. Respon cepat pemerintah diperlukan setelah bencana terjadi serta benar-benar mempersiapkan langkah antisipasi yang konkret.(dsn)