RADARBANDUNG.ID, SOREANG – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung selama dua hari terakhir mengakibatkan Sungai Cipeso meluap dan menggenangi Komplek Griya Bandung Indah (GBI), Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang.
Ketua RW 10 Komplek GBI, Ahmad Sanusi (58) mengungkapkan, empat RW terdampak banjir, yaitu RW 8, RW 9, RW 10, dan RW 12. Namun, RW 10 menjadi daerah yang mengalami dampak paling besar.
“Dari 320 kepala keluarga di RW 10, sebanyak 270 rumah terendam banjir akibat Sungai Cipeso meluap. RW lainnya juga terdampak, tetapi RW 10 yang paling parah karena berada di wilayah lebih rendah,” ujarnya, Selasa (4/3).
Baca juga : Bupati Bandung Tinjau Kawasan Rawan Banjir Cidawolong Sekaligus Lakukan Komunikasi dengan Gubernur
Banjir yang melanda komplek ini berulang setiap kali hujan deras turun. Ahmad menjelaskan, aliran air dari perumahan tidak bisa mengalir ke Sungai Cipeso, karena permukaan sungai lebih tinggi dibandingkan saluran air perumahan.
“Ketika pintu air ditutup, terlihat bahwa permukaan air Sungai Cipeso lebih tinggi 40 cm dibandingkan aliran air dari komplek. Ini yang menyebabkan banjir sulit surut,” jelasnya.
Menurutnya, ketinggian air mencapai 60 cm, bahkan masuk ke dalam rumah warga. Sekolah Dasar (SD) di kawasan tersebut juga terdampak cukup parah karena berada di titik terendah.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyoroti penyebab utama banjir disebabkan oleh pertemuan tiga sungai, yakni Sungai Cidawolong, Sungai Cibotor, dan Sungai Cipeujeung.
Aliran dari ketiga sungai tersebut mengakibatkan genangan air di kawasan tersebut setiap kali hujan deras melanda.
Baca juga : Penanganan SAR terhadap Korban Hanyut Banjir Bandang di Puncak Bogor
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemkab Bandung tengah menyiapkan sejumlah strategi, termasuk upaya normalisasi sungai dengan melibatkan berbagai pihak melalui pendekatan Pentahelix.
“Kami akan meninjau lahan-lahan yang perlu dibebaskan untuk pelebaran atau normalisasi aliran sungai. Kami juga berharap pemilik lahan dapat bekerja sama demi kepentingan bersama,” ujar Dadang saat meninjau lokasi, Selasa (4/3).
Selain itu, ia menegaskan bahwa persoalan ini akan dikoordinasikan dengan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat, mengingat penanganan banjir di Majalaya berada di bawah kewenangan mereka.
Selain menangani aliran sungai, Pemkab Bandung juga menaruh perhatian pada kondisi lahan di kawasan hulu Sungai Citarum, yang semakin gundul akibat minimnya vegetasi penyerap air.
“Lahan yang gundul harus direhabilitasi. Kami mengajak masyarakat Kertasari untuk mendukung pola tanam tanaman keras guna mencegah erosi dan meningkatkan daya serap air,” tambahnya.
Untuk mencegah banjir yang sering melanda kawasan tersebut, Pemkab Bandung juga berencana meninggikan jembatan di sepanjang Jalan Raya Laswi sekitar 1,5 hingga 2 meter.
“Jembatan di atas aliran Sungai Cidawolong harus segera ditingkatkan. Kami juga berharap ada dukungan dari perusahaan-perusahaan di sekitar lokasi untuk membantu dalam proses ini,” jelas Dadang.
Selain infrastruktur jembatan, ia juga menyoroti pentingnya penyelesaian pembangunan Jalan Lingkar Majalaya, yang seharusnya menjadi jalur alternatif bagi warga agar tidak terdampak banjir.
Namun, proyek sepanjang 2,1 kilometer ini masih tertunda karena merupakan kewenangan Provinsi Jawa Barat.
“Saya sudah berbicara langsung dengan Gubernur Jabar, Pak Dedi Mulyadi, dan beliau memastikan bahwa pembangunan jalan ini akan segera dilanjutkan,” ungkapnya. (kus)