Masjid Kauman Rancaekek  Menjadi Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan RI

Suasana gedung Masjid Kauman di Rancaekek Kab Bandung. (eko sutrisno/radar bandung)

RADARBANDUNG.ID, RANCAEKEK- Di timur Kabupaten Bandung, tepatnya di Kecamatan Rancaekek, berdiri sebuah masjid bersejarah yang telah ada sejak lama, yaitu Masjid Besar Rancaekek atau dikenal Masjid Kauman.
Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Masjid Kauman berdiri di atas tanah wakaf dari seorang pria bernama Hasan, yang merupakan keturunan demang pada masa penjajahan.

Masjid ini didirikan pada tahun 1815, awalnya hanya berupa bangunan sederhana berbahan bambu dan dibangun di atas kolam ikan. Seiring waktu, masjid mengalami berbagai perubahan, salah satunya pada tahun 1910, ketika material bambu diganti dengan tembok.

Baca juga :  MUI dan KUA Kecamatan Cibeunying Kidul Gelar Tarhib Ramadan 1446 H dan Penandatanganan Sikap Bersama DKM, Prioritaskan Pemeliharaan Sarana Masjid dan Masalah Sosial

Ketua 1 Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Barkah Rosadi mengatakan, pada tahun 1986, masjid ini mengalami renovasi besar untuk mengatasi banjir yang sering terjadi.

“Ketinggian bangunan ditambah 60 cm, dan luasnya diperbesar agar lebih nyaman bagi jamaah. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2016, di masa kepemimpinan Bupati Obar Sobarna, yang menambahkan dua menara di bagian depan, serta memperbaiki pagar dan tempat wudhu,” ujar dia, Selasa (4/3).

Pada masa perjuangan, Masjid Besar Rancaekek memiliki peran penting bagi para pejuang. Namun, saat Belanda ingin menghancurkan pemancar radio di Rancaekek, mereka melakukan serangan bom yang juga menghancurkan sebagian masjid ini.

“Akibat serangan tersebut, sebelas pejuang gugur dan dimakamkan di kompleks pemakaman dekat masjid,” jelasnya.

Kerusakan yang terjadi akibat bom memaksa masjid untuk direnovasi kembali pada tahun 1949. Hingga kini, makam para pejuang masih ada dan sering dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

“Masjid ini memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan masjid pada umumnya. Bangunannya berdiri dalam posisi menyerong, dengan dominasi warna hijau, serta kusen pintu dan jendela berwarna coklat,” terang dia.

Di halaman masjid, lanjutnya, terdapat sebuah bedug kayu besar yang konon suaranya bisa terdengar hingga Gedebage, Kota Bandung saat dipukul.

Baca juga : Peristiwa Sejarah Islam Perintah Langsung dari Allah

Dahulu, bedug ini digunakan sebagai penanda waktu shalat sebelum adanya pengeras suara.

“Bagian dalam masjid masih mempertahankan banyak elemen asli, dengan ornamen kayu pada tiang dan langit-langit, serta ukiran bahasa Arab pada dinding yang memperkuat kesan klasik dan bersejarah,” terangnya.

Meskipun sejarahnya tidak banyak diketahui oleh masyarakat sekitar, Masjid Besar Rancaekek tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan, terutama saat bulan Ramadhan. Setiap tahunnya, berbagai aktivitas ibadah dan kajian keislaman rutin dilaksanakan di masjid ini.

“Alhamdulillah, setiap bulan Ramadhan masjid ini selalu ramai oleh jamaah,” ujar Barkah Rosadi.

Dengan sejarah panjang dan nilai historisnya, Masjid Besar Rancaekek menjadi salah satu ikon penting di Kabupaten Bandung yang terus dijaga kelestariannya. (kus)

Editor : Darmanto

# # #



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kabupaten Bandung


Iklan RB Display D