Dampak Pengurangan Anggaran terhadap Bisnis Media Cetak

Tren penurunan pelanggan dari instansi pemerintah terus terjadi setiap tahunnya, terutama saat pergantian kepemimpinan. Perubahan kebijakan yang dilakukan pemimpin baru kerap berdampak pada langganan koran dan majalah. Ketua Persatuan Agen Surat Kabar dan Majalah (Paskam) Bandung, Rudy Hermawan, menyampaikan kekhawatirannya terkait penurunan langganan koran dan majalah, baik oleh instansi pemerintah maupun pelanggan individu, Jumat (14/2). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Efisiensi anggaran yang dilakukan berbagai instansi pemerintah berdampak besar terhadap bisnis media cetak Kota Bandung. Ketua Persatuan Agen Surat Kabar dan Majalah (Paskam) Bandung, Rudy Hermawan, menyampaikan kekhawatirannya terkait penurunan langganan koran dan majalah, baik oleh instansi pemerintah maupun pelanggan individu. Dampak kebijakan pengurangan anggaran yang dilakukan sejumlah dinas berdampak signifikan terhadap pendapatan agen, subagen, loper, serta pengecer. Tren penurunan pelanggan dari instansi pemerintah terus terjadi setiap tahunnya, terutama saat pergantian kepemimpinan.

Ketua Persatuan Agen Surat Kabar dan Majalah (Paskam) Bandung, Rudy Hermawan mengungkapkan dampak kebijakan pengurangan anggaran yang dilakukan sejumlah dinas berdampak signifikan terhadap pendapatan agen, subagen, loper, serta pengecer.

“Oh… sangat terpengaruh, sekarang banyak dinas yang mengurangi bahkan menghentikan langganan koran dan majalah, misalnya Dinas Pendidikan dan TVRI yang menghentikan sementara langganannya, sedangkan Humas Polda juga mengalami pengurangan anggaran untuk media cetak,” ujar Rudy, saat ditemui, Jumat (14/2/2025).

Baca juga: Efisiensi Anggaran 2025 Tidak Ganggu Kebutuhan Masyarakat

Menurut Rudy tren penurunan pelanggan dari instansi pemerintah terus terjadi setiap tahunnya, terutama saat pergantian kepemimpinan. Rudy menambahkan perubahan kebijakan yang dilakukan pemimpin baru kerap berdampak pada langganan koran dan majalah.

“Kami sangat berharap agar penerbit dapat bernegosiasi dengan instansi pemerintah supaya anggaran langganan koran tidak dikurangi, apalagi dihentikan. Kasihan para loper dan pengecer, banyak yang berhenti karena tidak dapat menutupi kebutuhan keluarganya. Sekarang, hanya yang sudah lama berkecimpung di bisnis ini yang masih bertahan, sementara generasi muda sudah tidak tertarik,” jelasnya.

Rudy mengatakan selain itu daya beli masyarakat yang menurun juga memengaruhi penjualan eceran. Rudy mengakui permintaan koran eceran sangat bergantung pada berita yang menarik.

“Kalau ada berita bagus, oplah bisa naik, tetapi tetap tidak bisa diandalkan seperti pelanggan instansi yang lebih pasti,” katanya.

Rudy menyoroti perubahan kebiasaan membaca di kalangan generasi muda.

“Sekarang, generasi Z lebih memilih media online. Dulu, minat baca anak muda terhadap media cetak masih tinggi, tetapi sekarang hampir hilang,” ungkapnya.

Baca juga: Pemdes Cinanggela Berikan Keterangan “Realisasi Anggaran Pemerintah Sudah Optimal”

Rudy berharap agar penerbit dapat mencari cara untuk bertahan di tengah tantangan ini, salah satunya dengan meningkatkan pemasukan dari iklan.

“Penerbit harus lebih aktif mencari iklan, terutama dari BUMN, lelang pemerintah, dan sektor swasta. Iklan seperti ini masih ada, tinggal bagaimana penerbit bisa menjalin kerja sama dengan instansi terkait,” ujarnya.

Rudy menegaskan media cetak masih memiliki nilai penting dalam hal dokumentasi dan arsip berita, penerbit dan instansi pemerintah dapat bekerja sama untuk menjaga eksistensi koran dan majalah di era digital ini.

“Ada dukungan dari penerbit agar agen, loper, dan pengecer bisa terus bertahan. Media cetak masih dibutuhkan, terutama untuk dokumentasi berita-berita penting,” tutupnya.(dsn)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D