RADARBANDUNG.id- PT Combiphar menggandeng PT Investasi Hijau Selaras (HIJAU) membangun jaringan panel surya berkapasitas 601.9 KWp sebagai langkah strategis menuju perusahaan berbasis energi terbarukan.
Penandatanganan nota kerjasama kedua belah pihak dilakukan di area produksi Combiphar Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Senin (3/2/2025).
Deputy President Director Combiphar Group, Lim Soeyantho menjelaskan, pembangunan panel surya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kesehatan masyarakat, kami percaya bahwa melindungi lingkungan juga bagian dari misi kami. Implementasi panel surya ini merupakan langkah kongkret mendukung transisi menuju energi hijau dan operasional kami ramah lingkungan,” katanya.
Sementara itu, Senior Vice President Manufacture Combiphar, Delano Lusikooy menambahkan, sebagai perusahaan yang memiliki kebutuhan energi yang tinggi, transisi penggunaan energi terbarukan menjadi prioritas.
“Dengan pemanfaatan energi matahari, Combiphar tidak hanya menekan ketergantungan terhadap listrik berbasis fosil, tetapi juga mengurangi emisi karbon secara signifikan,”katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Investasi Hijau Selaras, Victor Samuel mengatakan, suatu kebanggan bisa bekerja sama dengan PT Combiphar perusahaan yang telah berdiri sejak 1971, project ini bukan hanya investasi dalam keberlanjutan, tetapi juga dalam efisiensi jangka panjang.
“Teknologi yang kami gunakan kami dirancang memberi efisiensi energi yang optimal, dengan solusi ini Combiphar tidak hanya mengurangi jejak karbon tapi juga menfaat ekonomis dari penghematan energi cukup signifikan,”katanya.
Ia menambahkan, pemasangan panel surya ini mengadopsi sistem on-grid, yang terhubung langsung dengan jaringan listrik PLN. Sistem ini memungkinkan Combiphar menggunakan energi matahari secara optimal tanpa memerlukan baterai penyimpanan.
“Saat produksi listrik dari panel surya lebih rendah dari kebutuhan, listrik tambahan dapat diperoleh dari PLN. Sebaliknya, jika produksi listrik lebih tinggi, energi yang berlebih tersebut dapat dialirkan kembali ke jaringan nasional sesuai dengan regulasi yang berlaku,” katanya.
Ia mengatakan, untuk memastikan pemantauan yang optimal, proyek ini dilengkapi dengan Sistem Pemantauan Energi Real-Time , yang memungkinkan Combiphar memantau produksi listrik secara langsung.
“Dengan sistem ini, perusahaan dapat melakukan analisis data energi secara lebih akurat, memastikan efisiensi operasional, serta meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan konsumsi listrik harian,” tandasnya. (KRO)