RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menyampaikan hasil analisis cuaca terkait pasang air laut dan hujan lebat peristiwa banjir rob yang terjadi di Desa Kertawinangun dan Desa Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Rabu, (29/1/2025), pukul 06.00 hingga 13.00 WIB. Banjir menggenangi rumah warga dengan kedalaman mencapai 40 sampai 100 cm, mengganggu aktivitas transportasi di sekitar wilayah terdampak.
Rahayu menjelaskan menurut hasil analisis BMKG banjir rob dipengaruhi beberapa faktor meteorologi dan oseanografi, pasang air laut, hujan dengan intensitas lebat, serta kecepatan angin di perairan sekitar Indramayu. Berdasarkan kajian BMKG, beberapa kondisi cuaca dan gelombang laut yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir rob di Indramayu, tinggi gelombang 29 Januari 2025, pukul 06.00 hingga 13.00 WIB, tinggi gelombang di perairan sekitar lokasi banjir rob berkisar 0.5 sampai 1.5 meter (kategori rendah – sedang). Kecepatan dan arah angin permukaan di wilayah perairan sekitar Indramayu bertiup dengan kecepatan 10 sampai 20 knot dari arah Barat menuju Barat Laut.
Baca juga: Hujan Deras Sebabkan Banjir dan Longsor di Kabupaten Bandung
Rahayu menyampaikan berdasarkan analisis pasang air laut data pasang surut Pushidrosal di Tanjung Priok menunjukkan pada rentang waktu yang sama, tinggi air laut (pasang) tercatat antara 0.8 meter sampai 1.1 meter, berkontribusi terhadap kenaikan muka air di pesisir Indramayu. Berdasarkan analisis citra satelit dan pengukuran di pos hujan, wilayah Indramayu mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama peristiwa banjir rob terjadi.
Rahayu mengungkapkan beberapa titik pos hujan di Kabupaten Indramayu mencatat curah hujan yang cukup tinggi, Pos Hujan Kertasemaya, 95 mm. Pos Hujan Kedokan Bunder, 90 mm. Pos Hujan Indramayu 1, 76 mm. Pos Hujan Sukra, 76 mm. Pos Hujan Juntinyuat, 67 mm. Pos Hujan Sudimampir Lor, 64 mm. Pos Hujan Cidempet, 62 mm. Pos Hujan Tulang Kacang, 59 mm. Pos Hujan Anjatan 1, 53 mm. Pos Hujan Bulak, 52 mm.
Baca juga: Siaga Banjir dan Longsor Hindari Kawasan Rawan
“Curah hujan yang tinggi di wilayah pesisir, air hujan yang menggenang semakin memperparah kondisi banjir rob yang dipicu oleh pasang air laut, potensi banjir rob di pesisir utara Jawa, termasuk Indramayu, masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan, terutama saat fase pasang maksimum,” ujar Rahayu, Kamis (30/1/2025).
Rahayu menghimbau masyarakat wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah rendah dan dekat dengan garis pantai, tetap waspada terhadap kemungkinan banjir rob yang dipengaruhi pasang laut dan cuaca ekstrem. Pastikan untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG guna mengantisipasi dampak yang lebih luas, para nelayan dan pengguna transportasi laut untuk memperhatikan perkembangan kondisi cuaca serta gelombang di perairan Jawa Barat, guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.(cr1)