RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Isra Mi’raj peristiwa penting sejarah Islam mengajarkan banyak pelajaran berharga, aspek perintah spiritualitas dan peribadahan. Peristiwa terjadi ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan perjalanan malam, Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah SWT.
Alumni Al-Azhar Kairo Mesir, Alie Ilham menjelaskan keutamaan Isra Mi’raj momen ditetapkannya salat lima waktu. Menurut Alie salat ibadah yang tidak dapat diwakilkan dan harus dilaksanakan setiap individu, bahkan dalam kondisi sulit.
“Keringanan pelaksanaan salat menunjukkan betapa istimewanya ibadah salat, sehingga situasi apa pun, umat Islam tetap diwajibkan menjalankannya,” ungkap Alie, Selasa (28/1/2025).
Imam Muda Cendekia Baznas, Hilmi Ahmad menekankan salat tidak hanya sekadar rangkaian gerakan fisik, tetapi juga harus diiringi dengan kehadiran hati. “Salat sarana untuk memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah, dalam salat kita harus menghadirkan Allah di hati dan meneladani Rasulullah sebagai utusan-Nya,” ujar Hilmi.
Hilmi mengingatkan Isra Mi’raj momentum umat Islam memperkuat ketakwaan bekal menuju akhirat. “Selain salat, kita harus memperbanyak sedekah dan zakat agar harta yang kita miliki menjadi lebih bermanfaat dan menjauhkan diri dari keserakahan terhadap dunia,” tambahnya.
Alie Ilham menekankan pentingnya nilai spiritual melalui Isra Mi’raj, banyak krisis terjadi saat ini disebabkan orientasi hidup terlalu berfokus pada hal-hal material. “Isra Mi’raj mengingatkan memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah solusi atas berbagai permasalahan hidup,” jelasnya.
Baca juga: Tips Menghindari Bahaya Aquaplaning saat Mengendarai Motor
Alie menyoroti keberanian Nabi Muhammad menyampaikan kebenaran meskipun ditentang banyak orang. “Ketika Nabi Muhammad menyampaikan pengalaman Isra Mi’raj, banyak tidak mempercayainya. Beliau tetap teguh menyampaikan kebenaran,” ujarnya. Alie menambahkan nilai relevan untuk menghadapi tantangan masa kini, terutama keberanian menyuarakan kebenaran meskipun berisiko ditolak.
Hilmi menyoroti tantangan mengenalkan Isra Mi’raj kepada generasi muda. Hilmi menyarankan penggunaan media visual, animasi atau film pendek, menyampaikan nilai Isra Mi’raj. “Generasi muda sangat dekat dengan teknologi. Kita harus memanfaatkan media sosial, menyampaikan pesan keagamaan melalui cara yang menarik dan mudah dipahami,” katanya.
Hilmi berpesan Isra Mi’raj bukan hanya peristiwa bersejarah, sumber pelajaran yang relevan hingga kini. Kewajiban salat, keberanian menyampaikan kebenaran, pentingnya menjaga hubungan dengan Allah, memberikan panduan kehidupan modern.(cr1/mg1)