RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, memaparkan rencana strategi untuk mengatasi kemacetan yang menjadi masalah utama di Kota Bandung. Dalam pertemuan di Gedung Sate Rabu (22/1/2025), Farhan menegaskan revitalisasi angkot pendekatan berbasis data sebagai kunci utama untuk mengurai permasalahan lalu lintas kota.
“Kita akan melihat pola mobilitas pekerja yang masuk dan keluar Bandung, serta pergerakan wisatawan yang menjadi salah satu penyebab lonjakan lalu lintas. Dalam waktu satu bulan ini, kami akan melakukan analisis data yang komprehensif sebelum merancang kebijakan yang tepat,” ujar Farhan.
Baca juga: Bupati Bandung Pertimbangkan Legalisasi Tambang Emas Ilegal
Farhan menegaskan sebagai bagian dari rencana ini, pemerintah kota akan mengimplementasikan kebijakan secara bertahap selama tiga bulan pertama. Selama periode tersebut, efektivitas kebijakan akan terus dievaluasi dan disesuaikan. Solusi untuk kemacetan tidak bisa instan, melainkan melalui upaya yang konsisten dan berkelanjutan.
Inovasi yang dicanangkan Farhan pembaruan sistem transportasi umum, khususnya angkot. Menurutnya, pembaruan ini tidak hanya fokus pada peremajaan fisik kendaraan, tetapi juga pada perubahan model bisnis angkot. Sistem baru yang diusulkan akan menggunakan uang elektronik dengan mekanisme escrow account.
“Supir angkot nantinya akan mendapatkan bayaran berdasarkan jumlah ritase harian mereka, bukan jumlah penumpang. Ini mirip dengan model Jak Lingko di Jakarta, tetapi disesuaikan untuk Bandung. Pemerintah juga akan memberikan subsidi untuk memastikan keberlangsungan sistem ini,” jelasnya.
Baca juga: Strategi Komprehensif Jaga Ketertiban Masa Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek
Farhan berharap dengan adanya sistem ini, transportasi umum di Bandung dapat lebih transparan, efisien, dan menarik bagi masyarakat. Untuk mengurai kemacetan, Farhan membuka peluang diskusi dengan berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, terkait usulan penyesuaian jam masuk sekolah dan kantor. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat dalam menangani kepadatan lalu lintas.
“Kami akan mempelajari semua masukan dan melihat mana yang paling efektif untuk diterapkan. Tidak ada kebijakan simsalabim, semua perlu analisis mendalam,” tambah Farhan.
Farhan juga menyoroti pentingnya penyebaran wisatawan ke lokasi alternatif untuk mengurangi kepadatan di pusat wisata utama. Strategi ini diharapkan tidak hanya mengurai kemacetan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Tantangan kemacetan memerlukan solusi yang berkelanjutan, bukan sekadar respons sementara.
“Sebagai kepala daerah tingkat dua, tugas kami memastikan implementasi kebijakan berjalan dengan baik. Fokus kami pada operasional, bukan intensitas politik,” ujarnya.
Muhammad Farhan optimistis Kota Bandung dapat menjadi kota yang lebih nyaman bagi warganya dan ramah bagi wisatawan. Kolaborasi dengan berbagai pihak akan membawa perubahan nyata dalam mengatasi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bandung.(cr1)