Gempabumi Tektonik M 2,9 Guncang Kabupaten Bandung

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya diguncang oleh gempabumi tektonik dengan kekuatan M=2,9 Jumat, (17/1), sekitar pukul 20:52:16 WIB. Berdasarkan hasil analisa BMKG, episenter gempabumi terletak di darat pada koordinat 7.34 LS dan 107.57 BT, sekitar 35 km tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada kedalaman 7 km. Gempabumi ini terjadi akibat aktivitas sesar aktif lokal dan dirasakan oleh masyarakat sekitar, namun tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, saat dihubungi, Jumat, (17/1) menjelaskan, berdasarkan analisa BMKG, gempabumi ini termasuk dalam kategori gempabumi dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif lokal. Sesar aktif merupakan patahan pada lapisan kerak bumi yang bergerak dan menyebabkan terjadinya guncangan atau getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi. Karena kedalamannya yang relatif dangkal, gempabumi ini cenderung dirasakan oleh masyarakat sekitar, meskipun tidak menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan.

“Dampak dari gempabumi ini, sebagaimana digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG, dirasakan di beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Talegong,” ujarnya.

Rahayu menambahkan, untuk di wilayah ini guncangan dirasakan dengan Skala Intensitas II – III MMI (Modified Mercalli Intensity). Pada skala ini, getaran dirasakan oleh beberapa orang di dalam rumah, dan benda-benda ringan yang digantung dapat bergoyang. Warga merasakan getaran yang terasa seperti truk besar yang lewat, namun tidak ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau infrastruktur lainnya akibat gempabumi tersebut.

“BMKG terus memantau aktivitas gempabumi yang terjadi. Hingga pukul 21:09 WIB, tidak ada aktivitas gempabumi susulan yang terdeteksi. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada guncangan, tidak ada indikasi adanya serangkaian gempa susulan yang dapat memperburuk situasi di kawasan tersebut,” jelasnya.

Rahayu mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Rahayu pun menekankan pentingnya menjaga ketenangan dalam menghadapi peristiwa seperti ini, mengingat gempa dengan skala kecil sering kali tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan.

“Masyarakat juga disarankan untuk mengandalkan informasi resmi dari BMKG terkait perkembangan lebih lanjut,” tegasnya.

Rahayu pun melanjutkan, bahwa gempabumi dengan skala M 2,9 seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung ini merupakan contoh dari gempabumi kecil yang sering kali dirasakan oleh penduduk di daerah yang dekat dengan episenter, namun tidak memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan besar. Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman mengenai potensi gempa di daerah-daerah rawan gempa.

“Masyarakat di daerah seperti Kabupaten Bandung perlu meningkatkan kesadaran akan kemungkinan terjadinya gempa bumi, meskipun sebagian besar gempabumi yang terjadi mungkin hanya menyebabkan getaran tanpa dampak besar,” lanjutnya.

Rahayu menutup, BMKG berperan penting dalam memantau setiap pergerakan aktivitas gempa, memberikan informasi yang dapat membantu masyarakat untuk bersiap dan merespons jika terjadi gempabumi dengan skala yang lebih besar.

“Dengan adanya data yang terus diperbarui dan diumumkan secara terbuka, masyarakat dapat lebih siap dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti gempa bumi,” pungkasnya.(cr1)

Editor : Azam Munawar



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D