RADARBANDUNG.id- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti baru saja bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (MenkoPMK) Pratikno di Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut salah satunya membahas soal libur sekolah pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri yang belakangan ini menjadi pembahasan di masyarakat. Di mana, terdapat wacana libur sekolah ini berlangsung selama sebulan penuh.
Dalam hal ini, Mu’ti menegaskan keputusan akan dibahas bersama dengan kementerian terkait, mulai dari Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri yang dikoordinasikan oleh Kemenko PMK.
“Libur Ramadan nanti keputusannya dibahas bersama dengan Kementerian Agama dan juga Kementerian Dalam Negeri karena ini kan menyangkut lintas kementerian jadi kami masih harus menunggu lagi undangan rapat berikutnya,” terang Mu’ti ditemui di Kantor KemenkoPMK, Jakarta.
Salah seorang orang tua siswa di KBB, Wulan Nurrahmi mengatakan, dirinya memandang pada saat bulan Ramadhan lebih baik diliburkan dan berada di bawah bimbingan orang tua.
“Kalau saya sih mending libur full karena anak bisa fokus belajar berpuasa bersama orang tua,” katanya.
Ia menambahkan, pilihan libur sepenuhnya di bulan Ramadhan memberikan ruang pada anak untuk berkegiatan di luar sekolah (belajar non formal).
“Misalnya ada opsi lain ketika anak mengikuti pesantren kilat yang dilaksanakan sore hari menjelang berbuka dan itu akan meminimalisir penggunaan gadget,” katanya.
“Ketika dulu kita pun diberikan tugas khusus dari sekolah misalnya mengikuti tarawih dan juga kuliah shubuh di masjid. Selanjutnya meminta paraf dari ustadz,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah pun memberikan opsi lain seperti dalam satu bulan aktivitas pembelajaran hanya dilakukan di dua pekan pertama bulan Ramadhan.
“Kalau yang biasa setiap tahun kan dua pekan sebelum hari raya idul fitri baru kegiatan pembelajaran dihentikan atau diliburkan,” katanya.
Ia menegaskan, ketika opsi sekolah dilakukan secara satu bulan penuh dirinya memandang itu cukup memberatkan walaupun jam pembelajaran dikurangi.
“Mending yang libur dua pekan sebelum lebaran ketimbang sekolah full selama Ramadhan kasihan anaknya,” katanya.
Warga lainnya, Restu NS menegaskan, kalau dirinya lebih baik memilih libur sekolah secara penuh selama bulan Ramadhan.
“Kalau saya sih mending libur full aja dan anak diberikan opsi lain saat melakukan pembelajaran di rumah dengan aktivitas yang baru,” tandasnya. (KRO)