Langkah Kecil, Dampak Besar, Makan Bergizi Gratis, Solusi Nyata di Kota Bandung, Ini Sederet Fakta MBG

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bandung hingga tahap 2 telah berhasil menjangkau sebanyak 21.271 siswa.

Langkah Kecil, Dampak Besar, Makan Bergizi Gratis, Solusi Nyata di Kota Bandung, Ini Sederet Fakta MBG

Siswa-siswi SMPN 45 Kota Bandung, sangat puas setelah mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan meningkatkan asupan gizi untuk mendukung aktivitas belajar. Sementara foto atas, Kotak makanan bergizi siap didistribusikan kepada siswa di beberapa sekolah Kota Bandung, SDN 254 Griba Antapani menyambut baik program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahap 2, Senin, (13/1/2025). Foto-foto : Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung

Program MBG ini meliputi pemberian makanan bergizi kepada siswa di 40 sekolah yang tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Cicendo, Sukajadi, Andir, Antapani, Arcamanik, Bandung Kidul, dan Coblong.

Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, saat meninjau pelaksanaan program di SDN 140 Arcamanik, Senin, (13/1/2025), menjelaskan bahwa MBG dirancang untuk meningkatkan asupan gizi siswa agar mereka dapat belajar dengan optimal.

Baca Juga : Perkuat Strategi untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Ini Komitmen Pemkot Bandung

“Semua makanan telah dihitung kandungan gizinya dan dipantau oleh ahli gizi. Anak-anak senang karena merasa diperhatikan, sehingga diharapkan mereka bisa belajar dengan asupan gizi yang sesuai,” ungkap Koswara.

Dari total 40 sekolah penerima manfaat, tahap 1 mencakup 9 SD dan 5 SMP, sedangkan tahap 2 meliputi 1 TK, 21 SD, dan 4 SMP. Khusus untuk tahap 2, TK mulai menjadi sasaran program, meski jumlahnya baru mencapai 113 siswa.

Koswara juga menegaskan, pemerintah sedang mengupayakan keterlibatan UMKM dalam mendukung rantai pasokan makanan MBG.

Baca Juga : Stikom Bandung Batalkan 233 Ijazah Alumni, Tarik untuk Perbaikan Sesuai Aturan Pemerintah, Ini Penjelasan Ketua Stikom Bandung, Dedy Djamalludin Malik

“Kami sedang membahas bagaimana UMKM dapat terlibat dalam pengadaan bahan makanan dan tempat pengelolaan, seperti yang sebelumnya dilakukan di Lanud Husein Sastranegara,” jelasnya.

Menurutnya, satu dapur produksi dapat menyiapkan hingga 3.500 porsi makanan setiap hari.

Koswara menyebutkan, tenaga lokal juga dilibatkan dalam proses penyediaan makanan ini.

Baca Juga : Stylo Club Bandung Gelar Family Gathering di Pangandaran

“Di wilayah Arcamanik, ada 10-12 orang yang bertugas. Ke depan, kami akan melatih lebih banyak warga agar terlibat,” ujarnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Satana, menyatakan bahwa program MBG terus berkembang.

Setelah Lebaran nanti, cakupan program akan diperluas ke Kecamatan Lengkong. Tantan menargetkan 30 persen siswa di Kota Bandung akan menerima MBG pada 2025.

Target 60.000 siswa

“Saat ini, jumlah siswa SD dan SMP di Kota Bandung mencapai 330.000. Target tahun ini adalah mencakup 60.000 siswa, dan kami harap program ini terus berkembang hingga dapat menjangkau seluruh siswa secara bertahap,” ungkapnya.

Tantan memastikan bahwa program MBG mengutamakan gizi dan sanitasi.

Dapur yang digunakan telah ditinjau oleh pusat, sehingga memenuhi standar kesehatan.

Diolah dengan higienis

“Semua makanan diolah dengan higienis dan sesuai kebutuhan gizi siswa, bahkan disesuaikan dengan anak yang memiliki alergi tertentu,” tuturnya.

Kepala Sekolah SDN 226 Arcamanik, Tatat Hernawati, mengapresiasi program ini karena sangat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi siswa.

“Di tahap 2 ini, kami bersyukur mendapatkan giliran. Program ini sangat membantu masyarakat,” ujarnya.

Siswa sambut antusias

Siswa juga menyambut antusias program MBG ini.

Muhammad Fariz, siswa kelas IX SMPN 17 Kota Bandung, mengatakan bahwa makanan yang diberikan sangat enak.

“Dagingnya enak, sayurnya juga enak, semuanya mantap!” ujarnya.

Siswa lain, Evano, siswa kelas V SDN 226 Arcamanik, mengungkapkan kegembiraannya karena makanan yang diberikan bergizi dan bervariasi.

“Saya suka daging, sayur, dan susunya. Semuanya enak,” katanya.

Ditemukan beberapa kendala

Meski begitu, beberapa kendala teknis masih ditemukan, seperti jadwal distribusi makanan yang tidak sesuai.

Nadya Murtiani Utari, guru di SDN 254 Griba Antapani, mengatakan bahwa keterlambatan pengiriman makanan mengganggu jadwal kegiatan belajar mengajar, terutama untuk siswa kelas 1 dan 2.

“Kami berharap pengiriman makanan bisa dilakukan lebih pagi agar tidak mengganggu aktivitas belajar,” tuturnya.

Respon positif

Namun secara keseluruhan, program ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak.

Ikke Pupung Komalasari, Humas SMPN 45 Bandung, menyebutkan bahwa program ini sangat baik untuk mendukung kesehatan siswa.

“Kami berharap program ini berlanjut dan tidak berhenti hanya dalam satu atau beberapa tahun,” katanya.

Asupan gizi terbaik

Keberhasilan pelaksanaan MBG tahap 2, Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen memberikan asupan gizi terbaik bagi siswa.

Program ini tidak hanya mendukung kesehatan anak-anak tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mencegah stunting dan meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bandung.(cr1)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D