Berburu Koin Virtual Harus Dihentikan, Merusak Taman Kota Bandung, Teknologi dan Tanggung Jawab Sosial, Ini Fakta Kerusakan di Tegallega

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Fenomena pencarian koin virtual melalui aplikasi tertentu yang kini marak di berbagai taman Kota Bandung telah menuai kontroversi, termasuk di Tegallega.

Berburu Koin Virtual Harus Dihentikan, Merusak Taman Kota Bandung, Teknologi dan Tanggung Jawab Sosial, Ini Fakta Kerusakan di Tegallega
Kerusakan fasilitas Taman Tegalega Kota Bandung semakin terlihat nyata. Paving block yang terlepas menunjukkan dampak aktivitas berburu koin yang tidak terkontrol, Jumat, (10/1/2025). Foto-foto: Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung

Aktivitas yang awalnya dianggap sebagai hiburan interaktif justru membawa dampak negatif terhadap fasilitas publik termasuk di taman Kota Tegallega.

Baca Juga : DKPP Jawa Barat Percepat Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku alias PMK pada Ternak

Sejumlah taman seperti Taman Tegallega, Sukajadi, Maluku, Pet Park, Taman Panda, dan Taman Balai Kota mengalami kerusakan signifikan akibat perilaku para pengguna aplikasi tersebut.

Pj Wali Kota Bandung, A Koswara dengan tegas menyatakan bahwa kegiatan tersebut harus segera dihentikan.

Ia menyebut bahwa pengembang aplikasi tidak pernah meminta izin kepada pemerintah kota untuk mengarahkan pengguna ke lokasi publik seperti taman.

Baca Juga : CJH Masuk Asrama Haji Mulai 1 Mei, Simak Jadwal Perjalanan Haji 2025 yang Diumumkan Kemenag Ini

“Kalau memang merusak fasilitas umum, ya harus dihentikan. Silakan berkreasi membuat aplikasi, tapi jangan sampai merusak fasilitas publik. Kalau taman dirusak, susah memperbaikinya,” ujar Koswara di Balai Kota Bandung, Sabtu, (11/1/2025).

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti persoalan ini bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung.

Jika aktivitas ini terbukti merugikan, Pemkot Bandung tidak akan segan melarang operasional aplikasi tersebut. Koswara pun menyarankan agar pencarian koin diarahkan ke lokasi yang tidak merusak fasilitas publik, seperti lapangan terbuka atau area indoor.

Baca Juga : Aktivitas Pencarian Koin Virtual Sebabkan Kerusakan di Taman Tegallega Kota Bandung, Ini Penampakannya

“Kalau ingin membuat aplikasi berbasis poin, sebaiknya dikaitkan dengan kegiatan positif seperti membersihkan sampah atau menabung botol plastik di bank sampah. Itu lebih mendidik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tambahnya.

Plt Kabid Pertamanan dan Dekorasi Kota DPKP Bandung, Yuli Eka Dianti, mengungkapkan bahwa kerusakan taman akibat fenomena ini cukup parah. Tanaman diinjak-injak, paving block dilepas, bahkan ada yang sampai menggali tanah.

“Kami sudah susah payah merawat taman-taman ini, tapi kerusakan terus terjadi. Tanaman kecil mati, lantai taman rusak, dan banyak fasilitas lain yang terganggu akibat aktivitas ini,” jelas Yuli.

DPKP komunikasi dengan pengembang aplikasi

DPKP Bandung telah mencoba berkomunikasi dengan pengembang aplikasi terkait.

Menurut Yuli, pihak pengembang baru merespons setelah kerusakan terjadi dan berjanji untuk mengimbau penggunanya agar tidak merusak fasilitas umum.

Namun, hingga saat ini, diskusi lebih lanjut masih berlangsung tanpa tindakan nyata.

Tanpa koordinasi

Rio Rifaldi, petugas keamanan Taman Tegalega, mengungkapkan bahwa aktivitas berburu koin di taman ini sudah berlangsung selama beberapa waktu tanpa koordinasi dengan pengelola.

“Awalnya kami pikir cuma sehari dua hari saja, tapi ternyata terus berlanjut. Paving block rusak, tanaman mati, dan karpet taman sobek. Kalau seperti ini, fasilitas taman yang kami rawat jadi sia-sia,” keluh Rio.

Pengelola taman awalnya memberikan toleransi terhadap aktivitas ini, selama tidak ada kerusakan.

Langsung disterilkan

Namun, setelah kerusakan terjadi, area terdampak langsung disterilkan.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya juga menyayangkan dampak buruk kegiatan tersebut.

“Sebelum ada kegiatan ini, taman ini rapi dan enak dikunjungi. Sekarang banyak yang rusak. Kalau memang mau berburu koin, jangan di tempat seperti ini. Kasihan taman yang sudah susah-susah dirawat,” ujarnya.

Jadikan pelajaran

Koswara berharap fenomena seperti ini dapat dijadikan pelajaran untuk semua pihak, baik pengembang aplikasi maupun masyarakat.

Teknologi seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal yang mendidik dan berdampak positif, bukan justru merusak fasilitas umum.

“Kami ingin kegiatan seperti ini diarahkan untuk hal-hal yang lebih produktif. Kalau mau berburu poin, kaitkan dengan kegiatan yang mendidik, seperti membersihkan sampah atau aktivitas sosial lainnya,” tutupnya.

Tingkatkan pengawasan taman kota

Sebagai bentuk antisipasi, Pemkot Bandung akan meningkatkan pengawasan terhadap taman-taman kota, baik melalui patroli petugas maupun pemantauan CCTV.

Di sisi lain, masyarakat dan pengembang aplikasi diimbau untuk lebih bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi, sehingga inovasi yang ada dapat memberikan manfaat tanpa merugikan lingkungan.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa ruang publik adalah aset bersama yang harus dijaga.

Manfaat teknologi

Teknologi, jika digunakan dengan bijak, dapat menjadi alat untuk mendorong perubahan positif.

Namun, ketika dikelola tanpa tanggung jawab, ia dapat membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Semoga langkah-langkah konkret segera diambil untuk menyelesaikan masalah ini, sekaligus mencegah kejadian serupa di masa depan.(cr1)



Iklan RB Display B

Berita Terbaru

Iklan RB Display C




Berita Terkait Kota Bandung


Iklan RB Display D