RADARBANDUNG.id- Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat berupaya maksimal mendorong sekolah untuk mengedukasi siswa dalam upaya pengelolaan sampah di lingkungan sekolah.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat, Rustiyana mengatakan, pihaknya mendorong sekolah untuk melakukan inovasi agar siswa termotivasi dalam menjaga lingkungan dari persoalan sampah.
“Seperti diketahui bersama bahwa saat ini TPA Sarimukti sudah over capacity. Oleh karena itu, kita harus berkontribusi nyata dalam mengurangi sampah minimal di lingkungan sekolah,” katanya saat dihubungi, Jumat (10/1/2025).
Ia menambahkan, salah satunya adalah dengan mendorong terbentuknya sekolah Adiwiyata atau sekolah yang berwawasan lingkungan. Dengan begitu, siswa teredukasi untuk menjaga lingkungan minimal di sekolah.
“Siswa dibiasakan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Di sekolah disediakan tong sampah baik sampah organik maupun anorganik,” katanya.
“Nantinya ketika sudah dipilah tentu akan mudah diolah apakah nanti sampah tersebut bisa didaur ulang atau dibuat pupuk (organik) yang memenuhi kebutuhan tanaman di sekolah,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, biasanya sampah anorganik bisa digunakan untuk membuat kerajinan yang memiliki nilai seni bahkan ekonomi. Oleh karena itu, para siswa akan memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sampah.
“Siswa distimulus untuk memiliki kesadaran bahwa sampah tidak semuanya harus berakhir di TPS. Tetapi jika diolah dengan baik sampah tersebut akan bermanfaat,” katanya.
Masih kata dia, hingga saat ini tidak sedikit sekolah di Kabupaten Bandung Barat mendapatkan penghargaan baik di tingkat provinsi maupun nasional.
“Alhamdulillah sekolah di Kabupaten Bandung Barat setiap tahunnya mendapatkan penghargaan Adiwiyata untuk sekolah berwawasan lingkungan,” katanya.
Lebih jauh dari itu, sejumlah sekolah di Kabupaten Bandung Barat memiliki inovasi dalam pengelolaan sampah. Salah satunya di SMPN 2 Ngamprah yang memiliki alat pencacah sampah.
“SMP Negeri 2 Ngamprah menciptakan alat yang diberinama Mesin Pencacah Sampah Sambil Olahraga (SincanDora) untuk sampah organik,” katanya.
“Alat itu digunakan untuk mengelola sampah organik dengan manual dan hasilnya sampah organik tersebut bisa menjadi pupuk kompos,” sambungnya.
Ia menegaskan, Disdik Kabupaten Bandung Barat berkomitmen berkontribusi dalam penanganan sampah yang dilakukan di lingkungan satuan Pendidikan yang ada di wilayahnya.
“Persoalan sampah merupakan tugas bersama, oleh karena itu kami lakukan di lingkungan sekolah. Dengan begitu, diharapkan siswa memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan,” tandasnya. (KRO)